Kamis, 19 Februari 2009

Penghancuran Menghasilkan Kehidupan

Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap dan nubuat kita tidak sempurna (I Kor 13:8).

Dari padaNyalah seluruh tubuh, - yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota - menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih (Ef 4:16).

Ada dua cara untuk melayani tubuh: yang pertama adalah yang melewati karunia yang bersifat objektif; dan yang kedua adalah yang melewati salib yang ditempa oleh Roh Kudus yang bersifat subjektif. Dalam beberapa gereja lokal Allah mengharuskan mempergunakan yang satu dan dalam gereja lokal yang lain Dia dapat mempergunakan yang lain. Karunia Roh dapat diartikan sebagai "Pinjaman Ilahi"; Ia meminjamkan kekuatanNya sendiri dan mengarunia-kanNya kepada saudara. Hal itu sungguh-sungguh di luar diri saudara, terpisah dari diri saudara. Ambil contoh manusia Samson: dia tidak dapat melakukan hal-hal yang tidak biasa, hal-hal yang cukup unik dan berbeda dari yang lain; namun manusianya sendiri sama sekali tidak istimewa di mata Allah. Allah hanya meminjamkan kekuatanNya kepada orang-orang biasa untuk sementara waktu karena Dia memiliki kebutuhan yang khusus. Namun itu sama sekali tidak berarti bahwa individu tersebut adalah orang dengan kekudusan atau yang bernilai rohaniah yang khusus; pada kenyataannya, akan terbukti bahwa yang benar adalah kebalikan-nya.

Bukan Melakukan, Tetapi Menjadi
Gereja masa kini yang teroganisir menekankan pada apa yang dikatakan orang dan apa yang dilakukan orang namun memberikan sedikit perhatian pada apa orang itu. Banyak pekerja muda sungguh-sungguh ingin dapat berbicara dengan kekuatan, punya kerinduan untuk dapat berbicara dengan cara yang menarik, ingin dapat berkhotbah dengan baik untuk dapat mengge-rakkan dan mengubah orang. Mereka tidak menyadari bahwa ini bukanlah hal yang terpenting. Masalah yang terpenting adalah : siapakah dan apakah saudara? Hal yang bernilai dan penting bukanlah bahwa saudara diberikan karunia dan karenanya saudara dapat berbicara, melainkan bahwa saudara mengenal Allah dan karenanya saudara berbicara.

Kami tidak mengumpulkan orang-orang muda untuk mengajarkan pada mereka doktrin atau bahkan Firman Tuhan, atau mengajarkan mereka berkhotbah tentang Injil atau untuk mencari karunia bahkan kekuatan, melainkan untuk menolong mereka untuk menjadi pria dan wanita yang lebih baik, untuk mempelajari salib. Mereka dapat pergi ke berbagai tempat untuk mempergunakan karunia yang mereka miliki atau untuk belajar berkhotbah dan seterusnya, namun bukan ke tempat mereka mempelajari salib. Bila mereka berharap untuk menambah pengetahuan mereka atau karunia mereka untuk menolong orang, ini bukanlah tempatnya.

Apakah karunia dibutuhkan? Ya, sampai suatu titik tertentu; namun tidaklah terus demikian karena Allah tidak akan melanjutkannya supaya Ia membawa pekerjaan salib, penghancuran, pelemahan dan pengenalan akan Allah - dimana kita tidak membutuhkan ungkapan supranatural. Dengan kenyataan bahwa mulut dapat berbicara karena kesempurnaan hati dan karena Kristus telah disusun oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita, kita dapat berbicara tentang kehidupan di dalam kita. Hari ini kita dapat berkata sama tepat dengan yang kita katakan sepuluh atau lima belas tahun yang lalu, namun itu benar-benar berbeda. Ya, saya mengetahui dan mempercayainya waktu itu, namun sekarang hal itu telah disusun dalam diri saya. Itu adalah diri saya sendiri, yaitu Kristus dan saya.

Penghancuran Menghasilkan Pelayanan
Ishak mewakili orang yang memiliki segalanya karena karunia. Lihatlah bahwa segala sesuatu yang dia terima berasal dari ayahnya. Itu adalah hal bersifat objektif dan yang berada di luar dirinya. Bahkan ketika Ishak memberkati anak-anaknya, hal itu agak membingungkan. Dia hampir buta dan meimbulkan kekacauan.

Tidak demikian dengan Yakub. Yakub sudah diremukkan, benar-benar dihancurkan oleh Allah; dan Roh Allah telah membentuk kehidupan Allah dalam dirinya sehingga dia berkata, "Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari padaMu, ya Tuhan" (Kej 49:18). Ketika dia memberkati anak-anaknya atau anak-anak Yusuf, Yakub sungguh-sungguh mengetahui apa yang dilakukannya. Dia melakukannya dengan hati-hati. Katanya, "Aku tahu, anakku, aku tahu" (Kej 48:19). Yakub memiliki terang, Yakub memiliki wahyu, karena dia sudah diremukkan.

Orang-orang berkata, "Mengapa ada begitu banyak pelayan Allah yang jatuh atau berakhir dengan tersingkir, yaitu tidak lagi dipergunakan oleh Allah?" Siapa yang berkata bahwa Allah tidak pernah sungguh-sungguh memakai mereka? Dan bila Ia melakukan hal semacam ini, hal itu sama dengan memberikan karunia. Allah yang berdaulat tentang hakNya mengambil seseorang untuk memberikannya karunia sementara. Namun Ia mempergunakan orang ini tidak lama, karena apa yang ada di dalam diri orang ini tidak berharga untuk pelayanan apa pun.

"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami" (II Kor 4:7). Allah memimpin kita melewati ujian-ujian yang panas yang tidak dapat kita lewati dan yang tidak dapat kita tahan, di mana kita tidak dapat menang dan di mana kita akan mati; namun di sinilah kita menemukan bahwa hal yang berharga yang ada di dalam kita bekerja. Karena adanya hal berharga di dalam bejana, karena adanya kehidupan Kristus di dalam, kita melewatinya. Kita menang di mana kita tidak dapat menang. Kita menahannya di dalam tubuh kematian Kristus dan akibatnya kehidupan Yesus dimanifestasikan.

Saudara hanya dapat menolong orang dengan apa yang saudara sendiri alami. Semakin mahal harganya, semakin saudara dapat menolong orang lain; semakin murah harganya semakin saudara tidak dapat menolong orang lain. Ketika saudara melewati ujian-ujian yang panas, pencobaan, penderitaan, aniaya, konflik - ketika saudara membiarkan Roh Kudus mengerjakan kematian Kristus dalam kehidupan saudara - kehidupan akan memancar kepada yang lain, bahkan kehidupan Kristus. - Terjemahan bebas dari GOD'S WORK (Bab 5, Watchman Nee), mia wenas

Minggu, 15 Februari 2009

Kehidupan Yang Membangun

Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus... Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef 4:7, 11-13).

Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama, sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya (I Kor 12:7-11).

Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat ia membangun Jemaat. Aku suka, supaya kamu berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun (I Kor 14:4,5).

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan (II Kor 3:5,6).

Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati... Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami, Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu (II Kor 4:1, 7-12).

Bila kita tidak melihat tujuan kekal Allah, kita tidak akan pernah melihat apa itu pekerjaan Allah. Semua pekerjaan Allah akan dilakukan di dalam dan lewat gereja. Pekerjaan ini mempunyai tujuan untuk membangun dan membentuk tubuh Kristus; pekerjaan ini harus dilakukan oleh keseluruhan tubuh itu sendiri, dan tidak oleh individu atau misi yang terisolasi, atau tindakan gereja yang tidak mau bergantung. Pekerjaan gereja semacam ini harus sungguh-sungguh berasal dari Allah dan untuk AnakNya.

Untuk menjadi kawan sekerja Allah kita harus memiliki wahyu, bila tidak, kita tidak berjalan dalam tujuanNya yang kekal dan untuk tujuanNya yang kekal. Permulaan segala pekerjaan bagi Allah adalah sebuah penyerahan dan sebuah persembahan diri sendiri yang dihasilkan oleh wahyu. Wahyu harus ada, karena terang Allah ini membunuh semua yang tidak berasal dari Dia - semua yang ke luar dari manusia. Ketika wahyu datang, kita tidak mempunyai pilihan, tidak ada jalan lain yang kita tuju. Memilih jalan ini atau mati.

Dua Cara Untuk Membangun Tubuh
Bagaimana kita dapat menjadi kawan sekerja Allah dan membangun tubuh? Bila pekerjaan kita hanyalah menyelamatkan orang, pekerja akan menjadi bagian yang penting. Juga akan terlihat seperti bekerja bagi manusia. Namun bila pekerjaan kita bertujuan untuk membangun tubuh, manusia akan sungguh-sungguh dikesampingkan; karena tubuh adalah Kristus. Segalanya untuk Kristus dan karena itu tidak ada satu bagian pun dari manusia dapat masuk.

Dalam I Kor 12 dinyatakan banyak karunia Roh, dan Paulus menekankan baik kata-kata maupun tindakan; namun dalam II Kor 4 kita hanya menemukan tindakan. Ada dua cara yang berbeda untuk membangun gereja. Kalau begitu apa nilai karunia-karunia Roh ini dalam membangun gereja? Bagaimana kalau kita membandingkan nilai-nilai ini dengan nilai kehidupan dalam Roh?

Dalam II Kor psl 3-10 ditekankan apa itu pelayanan Perjanjian Baru. Pelayanan tersebut tidak terletak pada karunia, namun dalam kekayaan yang melimpah dari harta di dalam bejana tanah liat; yaitu, Kristus dalam dia.

II Kor 4:10,12 "Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami... Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu" - yang sama sekali berbeda dengan apa yang tertera dalam Rm 6. Hal itu berarti kematian terus bekerja: kematian Kristus bekerja dan bekerja dari hari ke hari di dalam kita, dan hasilnya adalah meluapnya kehidupan kepada orang lain. Dan dengan cara inilah gereja dibangun.

Jadi, di sini kita mempunyai dua cara untuk membangun gereja:
(a) I Kor. 12 dengan karunia Roh; dan
(b) II Kor. 4, dengan kematian yang bekerja di dalam kita supaya kehidupan dapat bekerja bagi orang lain.

Dengan cara apa saudara paling banyak dibangun? Apakah kehidupan dalam diri saudara paling banyak dibangun oleh karunia Roh, atau oleh mereka yang saudara kenal yang mengetahui cara menerapkan salib dalam kehidupan batiniah mereka - yang dapat menanggung kematian Kristus dalam diri mereka - supaya kehidupan Kristus dapat dimanifestasikan? Inilah yang disebut menanggung salib. Biarlah kematian terus bekerja di dalam diri saudara dan saya supaya kehidupan dapat terus dialirkan dalam diri orang lain.

Kita melihat orang-orang yang kaya dengan penggunaan karunia: karunia menyembuhkan, karunia mengusir setan, karunia berkata-kata dengan hikmat, karunia berbicara dengan bahasa lidah. Dan kita berfikir alangkah kayanya mereka, alangkah diberkatinya mereka dan alangkah dipakainya mereka oleh Tuhan! Namun apakah hal itu benar demikian? Ini adalah karunia masa anak-anak. Karunia-karunia ini hanyalah untuk bayi-bayi rohani, berguna dan penting selama periode itu; namun kita harus bertumbuh.

Hal-hal yang memperbaiki dan menolong kita bukanlah karunia berkata-kata dengan hikmat, namun kehidupan orang-orang yang berhubungan dengan orang-orang yang sungguh-sungguh mengetahui tentang salib, yang tahu apa yang ada di dalam salib dan menanggungnya setiap hari. Ambil contoh, misalnya, perusahaan dengan orang-orang Kristen yang baru diselamatkan. Untuk tahun-tahun pertama Allah akan memberikan mereka karunia untuk membuat mereka menyadari tentang kekuatan dan kemuliaanNya dan untuk menguatkan iman mereka yang lemah. Namun ketika iman mereka sudah cukup kuat, Allah akan mengangkat karunia-karunia itu dan membawanya ke salib. Ada bahaya yang besar sehubungan dengan karunia-karunia tersebut, yaitu apa yang disebut kesombongan 'rohani'. Seseorang dapat berdiri dalam Roh (yaitu Roh yang dicurahkan) dan mengeluarkan kalimat-kalimat yang indah yang tidak dapat dikatakan oleh orang lain."Saya sungguh memiliki sesuatu yang indah!" dia pikir. Namun kehidupan rohaniahnya lebih kekanak-kanakan dibanding dengan orang percaya yang lain yang tidak memiliki karunia namun yang mengetahui salib dengan mendalam.

Dalam kedaulatanNya Allah memberikan karunia kepada masing-masing orang supaya mereka dapat melayani sebagai mulutNya untuk satu waktu tertentu ketika tidak ada yang lain yang dapat kita mengerti karena kita adalah bayi dan Ia tidak dapat menemui kita pada tingkatan yang lain. Karenanya Dia akan mempergunakan mulut apa saja - bahkan mulut seekor keledai. Namun itu terbatas pada jenis pelayanan taman kanak-kanak, dan mudah membuat kita tinggi hati. Yang sungguh Allah inginkan dan tunggu-tunggu, dan yang sedang dikerjakanNya adalah bejana yang di dalamnya Ia dapat memberikan firmanNya untuk diungkapkan oleh RohNya dan disusun oleh salib di bagian yang paling dalam dari diri kita sampai firman itu sungguh-sungguh menjadi kehidupan kita. Kemudian, kehidupan kita menjadi pelayanan kehidupan, kehidupan yang terpancar dari kematian yang sedang bekerja di dalam kita. Jadi siapa pun yang percaya pada karunia adalah orang yang bodoh, karena karunia ini tidak mengubah manusia yang di dalam. Gereja yang ingin membangun dirinya sendiri dengan mempergunakan karunia akan terus menjadi gereja yang bersifat jasmaniah, karena bukanlah cara Allah dengan membangun gereja dengan tingkatan anak-anak.

CaraNya adalah KehidupanNya
Cara Allah adalah kehidupan dan melalui kehidupan. Seringkali ketika saudara pergi ke tempat persekutuan, beberapa orang saudara yang sombong dan tidak berpengetahuan berdoa atau bangkit dan mengatakan beberapa kata. Mungkin bukan dalam kata-kata yang diucapkan, namun saudara merasa diberkati dalam bagian yang paling dalam dari diri saudara. .... (Mzm 42:7).

Yang telah terjadi adalah bahwa saudara sudah menyentuh kehidupan, dan saudara diperbaiki dan dikuatkan dan ditolong. Bahwa ada yang memberikan pelayanan kehidupan pada saudara.

Orang-orang dengan segala keberadaannya, orang-orang yang utuh, tidak pernah dapat memberikan pelayanan kehidupan, karena hanya orang-orang yang hancurlah yang dapat melakukannya. Hanya lewat penghancuran, kehidupan dapat muncul. Ini adalah jalan Allah yang sempurna. Biarlah Allah menundukkan setiap orang yang sombong; biarlah Dia menghancurkan, menghancurkan dan menghancurkan kita lagi. Biarlah Dia berurusan dengan kehidupan alamiah kita. Biarlah salib diterapkan secara mendalam - sehingga pelayanan kehidupan dapat dilakukan kepada yang membutuhkannya. Terjemahan bebas dari GOD'S WORK (Bab 4, Watchman Nee), mia wenas

Rabu, 04 Februari 2009

Wahyu Tentang Tujuan Kekal Allah

Berpikirlah Tuhan: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?" (Kej 18:17).

Pada suatu hari bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya ... Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. (Kej 37:5,9)

Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari. (Kej 49:1)

Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadaMu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya." (Kel 25:9)

Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalanNya kepada orang-orang yang rendah hati ... Tuhan bergaul karib dengan orang-orang yang takut akan Dia, dan perjanjianNya diberitahukanNya kepada mereka. (Mzm 25:9, 14)

Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. (Kis 20:27)

Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. (Kis 20:24)

Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu; yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seprti yang telah kutulis di atas dengan singkat ... Dari Injil ini aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasaNya. (Ef 3:2,3,7)

Tujuan kekal Allah tidak pernah dapat dimengerti dan dipahami oleh pikiran. Ia harus datang lewat wahyu. Semua pekerjaan Allah dimulai dengan pengabdian diri atau berdasarkan penyerahan. Namun pengabdian diri atau penyerahan semacam ini hanya muncul lewat wahyu. Sebenarnya, pekerjaan Allah (bukan pekerjaan kita, tetapi pekerjaan Allah melalui kita) dimulai hanya ketika wahyu datang. Secara jasmaniah itu adalah visi surgawi, secara batiniah itu adalah wahyu.

Allah tidak ingin kita hanya melakukan jenis pekerjaan yang umum dan bermacam-macam dariNya. Dia ingin kita mengetahui seluruh rencana Dia dan bekerja denganNya lewat tujuan dan rencana yang jelas. Karena kita bukanlah hanya pelayanNya, namun kita adalah juga temanNya.

Semua penyerahan diri dan pengabdian diri berharga, namun bila kita sudah sampai di situ, ke dua hal itu dapat menjadi lebih berharga setelah melewati wahyu. Dan pada saat itu juga menjadi lengkap. Penyerahan diri kita di hadapan wahyu ini hanyalah masalah keselamatan. Dia telah membeli saya dengan darahNya, kasihNya bagi saya tidak terucapkan. Karenanya, saya harus memberikan diri saya padaNya. Saya harus memberikan diri saya dan semua yang saya miliki padaNya karena kasih karuniaNya yang menyelamatkan saya. Namun setelah wahyu, hal itu menjadi berbeda.

Ketika kita melihat tujuan kekal Allah, kita akan menyerahkan diri pada tujuan ini, dengan penyerahan yang tidak pernah kita impikan sebelumnya - sesuatu yang lebih mendalam dan lebih mengherankan. Paulus berkata: "Kepada penglihatan dari sorga itu, tidak pernah aku tidak taat." (Kis 26:19). Dia dapat pergi melewati apa saja dan menahan apa saja karena penglihatan surgawi.

Dari orang-orang Allah, Yusuf adalah tipe yang sempurna, di dalam dia menjadi satu orang-orang yang ada sebelum dia. Namun krisis datang padanya ketika dia bermimpi. Ini adalah wahyu baginya yang di dalamnya dia melihat tujuan Allah dan bagian bagi dirinya di dalam tujuan Allah tersebut. Ini adalah permulaan pekerjaan Allah lewat dia.

Musa harus naik keatas gunung untuk menerima pola untuk kehidupan umat Allah - Sepuluh Perintah Allah dan semua hukum Allah. Kemudian dia harus mencapai pola tabernakel: "Ingatlah... bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu" (Ibrt 8:5).

Dalam bagian yang terkecil dari pekerjaan yang kita lakukan untuk Allah haruslah menurut contoh yang ditunjukkan kepada kita di atas gunung; yaitu, menurut wahyu tentang tujuan dan rencanaNya yang kekal yang sudah Allah berikan kepada kita. Namun wahyu yang didapatkan oleh Yusuf dan Musa dan yang lainnnya bersifat individual. Tidaklah demikian sekarang. Sekarang wahyu ditujukan kepada gereja. Itu bukanlah wahyu yang berbeda untuk setiap individu, namun wahyu yang sama diberikan pada seluruh gereja.

Pekerjaan Rohani Yang Berdasarkan Pada Wahyu
Semua pekerjaan Allah yang bersifat rohani berasal dari wahyu. Bila tujuan kekal Allah terpisah dari wahyu, tidak ada pekerjaan rohani yang sesungguhnya. Mungkin ada bermacam-macam pekerjaan bagi Allah yang tersebar yang diberkati olehNya, namun hal itu tidak dapat sungguh-sungguh disebut pekerjaan rohani atau kerja sama dengan Dia, jika pekerjaan itu bukanlah hasil dari wahyu mengenai tujuan kekal Allah. Haruslah sebuah wahyu dan bukan semata-mata pemahaman batiniah mengenai wahyu - bukan hanya mengerti dan melihat secara intelektual, karena hal itu sia-sia. Hal itu haruslah berupa sebuah "penglihatan" di dalam roh saudara: sebuah penglihatan tentang bidang dan pembatasan pekerjaan Allah.

Jadi hanya wahyulah yang dapat berurusan dengan pekerjaan dan pekerja. Terang dari surga menghancurkan kita berkeping-keping. Ia menghancurkan dan membunuh kita dan pekerjaan kita. Bila itu hanyalah berupa doktrin atau pengajaran, hal itu akan segera meninggalkan kita. Ia pergi dan menguap. Namun bila itu adalah terang atau wahyu, ia adalah hidup kita, dan kita tidak dapat melarikan diri darinya.

Pada suatu hari Tuhan Yesus berkata: "Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan Dia pada akhir zaman...Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku." Banyak orang tersandung karena hal ini dan meninggalkanNya. Namun, murid-muridNya ketika ditanya apakah mereka akan meniggalkanNya juga, menjawab: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal."(Yoh 6:54, 56, 57, 68).

Ketika kita melihat terang, terang itu menjadi hidup kita dan tidak pilihan lain. Kita tidak memiliki jalan lain, karena itulah yang sungguh-sungguh menjadi hidup kita. Bila kita tidak melewati jalan itu, kita mati. Namun syukur pada Allah karena hal itu bukanlah sesuatu yang harus kita ingat, atau coba kita ingat. Bila kita sudah melihatnya, kita sudah melihatnya dan akan selalu melihatnya. Ia tidak pernah meninggalakan kita. Kita menemukan bahwa tubuh adalah jawaban untuk semuanya: itu adalah kehidupan kita yang sesungguhnya. Kita tidak dapat hidup di luar tubuh.

Kepada Siapa Diwahyukan?
Setiap hal rohani yang kita miliki, datang kepada kita oleh wahyu. Hal itu datang dengan urutan seperti ini: (1) terang, (2) wahyu, (3) kehidupan, yaitu kehidupan Allah, dan (4) seluruh kekayaanNya, seluruh diriNya.

Bila Allah ingin melakukan hal yang baru - hal yang khusus - di Shanghai, di Cina, atau di mana pun di dunia apakah Ia akan menyingkapkan atau menyembunyikannya dari saudara? Ada berapa orang di Shanghai yang bisa dipercayaiNya bila Dia ingin melakukan sesuatu di sana? Biarlah kita melihat bahwa kepada orang- orang yang paling dikasihiNya dan yang paling dekat denganNyalah Dia akan menyingkapkan rahasiaNya dan rencana-rencanaNya.

Seharusnya hal ini menjadi sesuatu yang menenangkan pikiran kita.
Terjemahan bebas dari GOD'S WORK (Bab 3, Watchman Nee), mia wenas