Satu alasan mengapa banyak pelayan Tuhan tidak memperoleh rencana Allah untuk hidup mereka adalah karena mereka berusaha untuk menjadi segalanya. Kita perlu menyadari hal ini - kemampuan setiap orang di antara kita terbatas! Jika Saudara bisa mengerjakan semuanya sendirian, maka tidak lagi dibutuhkan orang lain. Beberapa orang berpikir, "Jika Allah menyingkirkan saya dari pelayanan ini, maka pelayanan ini tidak bisa dilakukan!" Tidakkah mengherankan bagaimana Allah bisa melakukan segala sesuatu tanpa mereka selama bertahun-tahun? Itu adalah ego manusia yang suka berpikir seperti itu!
"Ya...., tetapi hanya saya seorang yang mengerjakan segala sesuatu untuk Allah!"
Oh, seringkali jemaat biasalah - yang tidak pernah Saudara kenal - yang bekerja lebih banyak bagi Allah daripada orang-orang yang mempunyai sikap seperti itu! Mungkin Saudara tidak diberi karunia atau tidak diurapi Roh Kudus untuk melayani dalam cara tertentu, tetapi temukan posisi Saudara dan Saudara akan sukses. Jika Saudara tidak tahu pasti dimana posisi Saudara, tetap beritakan Firman dan tetap tumpangkan tangan pada mereka dengan iman! Allah menghargai iman, dan Saudara akan menerima mujizat sebesar iman tersebut!
Pendeta Howard Carter adalah Ketua Umum dari Sidang Jemaat Allah di Inggris Raya selama 19 tahun. Ia membangun sekolah Alkitab Pentakosta yang pertama di dunia. Ia dipakai Tuhan untuk mengajar beberapa hal yang paling jelas yang pernah saya dengar, yaitu tentang karunia-karunia Roh Kudus.
Sekali waktu saya mendengar ia berkata bahwa hampir semua orang yang ia tumpangkan tangan selalu dipenuhi dengan Roh Kudus, dan hampir semua orang yang ditumpangi tangan oleh isterinya mendapatkan kesembuhan. Saudara lihat, ia dan isterinya menemukan tempat pengurapan mereka masing-masing. Mereka mengalir bersama-sama dalam pengurapan mereka sebagai sebuah tim, dan juga sebagai suami isteri dalam pelayanan! Mereka belajar bahwa dengan tinggal dalam tempat pengurapan mereka masing-masing, mereka menjadi efektif!
Pada saat orang-orang menemukan tempat pengurapan mereka dan tinggal di sana - tidak berusaha untuk menjadi orang lain - mereka menjadi efektif dalam semua hal yang mereka kerjakan untuk Allah.
Kadang-kadang Allah akan memperlihatkan kepada Saudara apa yang Ia inginkan Saudara kerjakan - berarti Saudara tahu apa rencanaNya buat Saudara. Tetapi mungkin pada saat itu juga, Saudara akan merasakan di dalam roh Saudara bahwa saat untuk melakukannya belum tepat. Belajarlah untuk menantikan waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana Allah; belajarlah untuk menunggu gerakan Roh Kudus. Pada saat yang lain, Allah akan memperlihatkan Saudara hal-hal yang ada di dalam kehendak Roh Kudus, dan walaupun Saudara tidak tahu setiap hal yang Allah inginkan untuk dikerjakan, pada saat Saudara melaksanakan apa yang Allah perintahkan kepada Saudara - sedikit demi sedikit, Saudara akan bergerak lebih dalam ke wilayah kehendak Roh Kudus. Pada saat Saudara taat untuk melakukan rencana Allah dan tujuanNya, Ia akan memberikan penjelasan dan mendemostrasikan beberapa hal kepada Saudara dan memimpin Saudara ke dalam pengertian yang lebih dalam tentang rencanaNya.
Ada juga saat-saat dimana Saudara cuma diberi tahu tentang apa yang Roh Kudus ingin kerjakan melalui orang lain di dalam Tubuh Kristus. Hal itu tidak berarti bahwa Allah menginginkan Saudara untuk melakukannya.
Perhatikan apa yang saya katakan. Jika Saudara ingat, kadang-kadang Paulus ingin mengatakan sesuatu dan ia berkata, "Inilah yang dikatakan Tuhan." Tetapi di lain waktu ia berkata, "Allah mengizinkan saya untuk mengatakan hal ini."
Saya harap Saudara mengerti bahwa saya mengatakan semua ini karena dorongan Roh Allah, sebab Allah ingin memperjelas beberapa hal sehingga Ia dapat bergerak di tengah-tengah kita. Banyak orang yang cukup peka terhadap Roh Kudus bisa merasakan apa yang Allah sedang kerjakan dan apa yang Ia ingin kerjakan. Mereka langsung menanggapi, melaksanakan dan membuat sesuatu dari hal itu. Tetapi karena Allah tidak secara khusus menyuruh mereka mengerjakannya, rencana mereka hanyalah rencana manusia, bukan rencana dan tujuan Allah. Mereka menambahi rencana Allah atau justru menguranginya. Mereka melaksanakan rencana Allah dalam kekacauan, dan bahkan kadang-kadang mereka justru menghambat rencana dan gerakan yang Allah inginkan. Kita tidak dapat membiarkan hal ini terjadi pada apa yang Allah kehendaki saat ini untuk dilakukan di dalam Tubuh Kristus.
Bagaimana kita bisa mengatasi hal ini? Apakah kita perlu berdoa? Jelas, kita perlu berdoa, tetapi itu tidak cukup. Kita harus mengajar jemaat tentang apa yang Alkitab katakan. Kita harus memberi pengertian kepada mereka. Sudah saatnya Tubuh Kristus mulai mengikuti rencana Allah, tujuan Allah, dan cara pelaksanaan yang Allah inginkan.
Izinkan saya membuat ilustrasi untuk menjelaskan apa yang saya maksud. Beberapa tahun yang lalu, dalam Kebaktian Tenda saya mengatakan bahwa kami akan memulai sekolah Alkitab. Banyak orang yang merasakan pimpinan yang sama untuk memulai sekolah Alkitab. Saya yakin bahwa Allah juga berbicara kepada beberapa dari antara mereka ini; yang lain hanya merasakan gerakan Allah pada hal itu.
Setelah kami menyatakan bahwa kami akan memulai sekolah Alkitab, kami menerima banyak surat yang mengatakan, "Allah menyuruh kami memulai sekolah Alkitab, tetapi kami tidak tahu bagaimana caranya. Dapatkah Saudara memberi tahu kami?" Ketika Allah menyuruh kami memulai sekolah Alkitab, kami juga tidak tahu bagaimana caranya. Kami harus mencari rencana Allah untuk mengetahui apa yang Ia ingin kami lakukan. Kami menulis surat kepada mereka dan menjawab, "Jika Allah menyuruh Saudara untuk memulai sekolah Alkitab, Ia juga akan memberi tahu bagaimana caranya. Jika Ia tidak memberi tahu bagaimana caranya, berarti Ia tidak menghendaki Saudara untuk melakukannya!"
Pada kesempatan lain, saya mengatakan dari mimbar, "Kami akan memulai Sekolah Kesembuhan Ilahi." Tepat setelah itu, kami menerima surat-surat dari orang-orang lain yang juga merasakan gerakan Allah dalam hal ini. Mereka menulis surat kepada kami, "Allah menyuruh kami memulai sekolah kesembuhan ilahi. Bagaimana kami melakukannya? Tolong beri tahu kami caranya." Ketika Allah menyuruh kami memulai sekolah yang kami kelola, kami harus mencari Dia untuk mengetahui "bagaimana caranya". Kami berdoa dan mencari Allah!
Apa yang sebenarnya terjadi adalah banyak orang yang merasakan di dalam Roh bahwa Allah sedang bergerak ke arah sini, dan mereka berpikir bahwa Ia ingin mereka melakukannya. Mereka tidak menyediakan waktu untuk menunggu Allah untuk mendapatkan rencanaNya bagi mereka sendiri atau bagi gereja mereka.
Ketika orang-orang merasakan ke mana Allah sedang bergerak, seringkali mereka mengira bahwa Allah menghendaki mereka untuk mengerjakan sesuatu. Memang, selalu saja ada orang yang mengerjakan sesuatu karena orang lain mengerjakannya. Mereka cuma ikut-ikutan. Sebagian besar dari mereka jatuh tertelungkup. Mengapa? Karena, "Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha mereka yang membangunnya..." (Mazmur 127:1).
Begitu kita mengetahui rencana Allah dan mulai mengalir bersamanya, sangat penting bagi kita untuk tetap dalam keadaan tenang (rest) di dalamNya.
Yang sering kali terjadi adalah Allah sungguh-sungguh menyuruh orang Kristen mengerjakan sesuatu, tetapi kemudian mereka mencoba untuk mengerjakannya sendiri. Mereka mencoba untuk melaksanakan rencana Allah dengan cara mereka sendiri dan mereka melakukannya dengan kekuatan mereka sendiri. Mereka berpikir mereka harus mewujudkannya, dan beberapa di antara mereka berusaha begitu kuat sehingga tekanan yang mereka terima benar-benar bisa membunuh mereka; mereka kena serangan jantung dan meninggal pada usia muda.
Lalu Saudara akan mendengar seseorang berkata, "Lihat, ini membuktikan bahwa kesembuhan ilahi tidak untuk semua orang, karena orang yang baik ini bekerja untuk Tuhan, tetapi ia meninggal pada saat sedang mengerjakan kehendak Allah."
Tidak! Dalam keadaan itu, jika Saudara mengerjakan semua usaha untuk mewujudkan rencana Allah, dan Saudara tidak mempercayakan Dia untuk mengerjakannya, Saudara bisa mendatangkan kematian kepada diri Saudara sendiri! Ketika Allah menyuruh Saudara untuk mengerjakan sesuatu, Saudara perlu tetap dalam keadaan tenang, tetap dalam keadaan rest sementara Saudara mengerjakannya. Kemuliaan hanya bagi Allah! Saya selalu merasa tenang di dalam Dia, selalu rest di dalam Dia! Alkitab berkata "..... kita yang beriman akan masuk ke tempat perhentian... (Ibrani 4:3).
Terjemahan dari PLANS, PURPOSES, AND PURSUITS by Kenneth E. Hagin (Bab 3, Except The Lord Build The House), jcb, 09031994.
Senin, 28 Juli 2008
Temukan Tempat Pengurapan Saudara
Rahasia Sukses
Beberapa tahun yang lalu, saya menghadiri apa yang disebut dengan "Pertukaran Ide". Para pelayan Tuhan dari berbagai gereja dan denominasi di seluruh negeri diundang ke pertemuan itu.
Pada pertemuan tersebut, beberapa pelayan bertanya kepada saya, "Saudara Hagin, apa rahasia kesuksesan anda?" Seorang pelayan berkata, "Ketika pertama kali saya mengenalmu, tidak ada orang yang pernah mendengar namamu. Kau berkotbah di gereja-gereja kecil dan sekali-sekali di gereja besar. Tetapi kemudian, tiba-tiba, kau tidak hanya menjadi figur nasional; dalam waktu beberapa tahun saja kau menjadi figur internasional. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apa rahasia kesuksesanmu ?"
Saya menjawab, "Satu-satunya rahasia sukses yang saya ketahui adalah berjalan sesuai dengan Firman Tuhan, berdoa dan memperhatikan apa yang dikatakan Roh Kudus. Saya cuma memperhatikan apa yang dikatakan Roh Allah untuk saya lakukan, dan kemudian melakukannya." Sebenarnya, setiap hal yang sedang saya kerjakan saat ini adalah akibat kepercayaan saya pada Firman Tuhan, berdoa dalam bahasa roh, dan taat pada apa yang Allah katakan kepada saya.
Terima kasih Tuhan untuk nilai yang tidak terukur dari berbahasa roh. Kadang-kadang saya menafsirkan doa saya sendiri. Justru, itulah saat pertama saya belajar menafsirkan - yaitu dengan menafsirkan doa saya sendiri.
Bahkan, dengan jujur saya berkata kepada Saudara, berdoa dalam bahasa roh adalah alat yang dipakai Tuhan untuk menunjukkan kepada saya tentang pernikahan saya dan anak-anak saya. Saya menggembalakan sebuah gereja Pentakosta di Tom Bean, Texas, pada tahun 1938 tempat saya bertemu dengan isteri saya yang tercinta. Saat itu saya adalah seorang pendeta berusia 21 tahun dan saya membutuhkan seorang penolong.
Saya sedang berdoa di dalam ruang di atas lumbung milik salah seorang diaken saya. Saya sudah kenal Oretha beberapa lama saat itu. Saya mulai berdoa dalam bahasa roh tentang masa depan saya, dan saya mendoakan hal ini semuanya dalam bahasa roh. Lalu saya menafsirkan doa tersebut: saya melihat dalam Roh bahwa saya akan menikah dengannya dan kami akan mempunyai dua anak, dan itulah yang terjadi!
Saya mendapatkannya di dalam doa. Saya tidak mendapatkannya karena saya seorang nabi, sebab saat itu saya bukan seorang nabi.
Pada saat Saudara berlutut dan mencari apa rencanaNya bagi diri Saudara sendiri - karena Ia akan menyetujui dan memberkati rencanaNya – Saudara akan mendapatkannya dengan lancar tanpa masalah yang berarti.
Saya ingat bagaimana Allah memberi tahu saya sebelum datangnya apa yang disebut dengan Gerakan Karismatik.
Dalam bulan Desember 1962, saya sedang berkotbah di sebuah gereja Injil Sepenuh di Houston. Tiba-tiba saya merasakan tiupan angin pada saya. Datangnya begitu kuat sehingga saya jatuh terlentang di atas lantai dan saya diliputi kuasa ilahi. (Di dalam Kisah 10:9,10, Alkitab berkata bahwa Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa dan rohnya diliputi kuasa ilahi.) Semua indera fisik saya saat itu tidak bekerja.
Saya melihat sebuah taman bunga yang bagus dikelilingi dengan pagar yang terdiri dari tiang-tiang putih. Di tengahnya ada sebuah pondok. Taman itu penuh dengan bunga-bunga yang paling indah dari berbagai jenis. Pondok itu sendiri terbuat dari tanaman bunga yang menjalar. Setiap bunga dalam keadaan berkembang penuh dan menyebarkan bau yang harum. Aromanya terlihat oleh mata pada saat menyebar di udara.
Saya datang dari sebelah timur pintu pagar. Yesus sedang berdiri di dalam. Ketika saya tiba di sana, Ia membuka gerbang, dan mendorongnya sehingga terbuka. Ia mengulurkan tanganNya, memegang tangan kanan saya, memimpin saya masuk, dan menutup gerbang. Lalu Ia memegang tangan kanan saya dengan kedua tanganNya, dan menuntun saya ke pondok.
Ada dua bangku marmer di kedua sisi pondok. Ia duduk di bangku sebelah selatan dan tanpa mengatakan sepatah kata, Ia menarik saya di sampingNya.
Saya melihat ke sekeliling. Dari sebelah barat, saya melihat sebuah sungai mengalir ke dalam taman. Hulunya yang lebar terletak di langit, dan kemudian menyempit pada saat mengalir ke taman yang kecil ini. Pada saat saya melihat, sungai itu berubah. Sungai itu menjadi orang-orang dari berbagai bangsa dengan berbagai macam pakaian dan gaya hidup. Mereka mengalir ke taman ini.
Saya berkata, "Tuhan, siapakah mereka ini? Apakah artinya semua ini?"
Yesus berkata kepada saya, "Inilah orang-orang dari apa yang kau sebut dengan 'denominasi gereja' dan bahkan dari berbagai jenis agama di dunia ini. Pada hari-hari ini, Aku mengunjungi setiap hati yang lapar di mana saja. Aku akan mengunjungi tempat-tempat yang tidak pernah kau sangka - tidak hanya mengunjungi apa yang kau sebut dengan gereja dari berbagai denominasi, tetapi juga mengunjungi agama-agama lain yang mempunyai hati yang lapar dan terbuka padaKu. Inilah orang-orang yang datang kepada terang kelahiran baru dan kemudian dipenuhi Roh Kudus. Mereka akan mengalir menjadi satu. Bau harum yang naik adalah puji-pujian mereka yang naik ke surga, ssperti kemenyan di jaman Perjanjian Lama yang naik kepadaKu."
"Engkau harus mengambil bagian dalam hal ini," Yesus berkata. "Aku ingin kau melayani seluruh Tubuh."
Yesus terus berkata: "Aku ingin kau melayani seluruh Tubuh," sementara saya memperhatikan penglihatan berikutnya yang terus berlanjut di depan saya sama seperti sedang menonton acara televisi.
Saya melihat diri saya sedang melayani di gereja Baptis. Saya melihat diri saya sedang melayani di gereja Presbiterian, gereja Metodis, gereja Murid-murid Kristus, bahkan juga di gereja Katolik Roma - dan hal itu sudah terjadi! Saya melihat orang-orang rebah karena kuasa Roh Kudus dan terbaring di depan orang-orang Metodis, Baptis, Presbiterian, Katolik, dan denominasi lainnya. Itu semua sudah terjadi!
Bagi Saudara saat ini mungkin tidak aneh, tetapi hal itu merupakan kejutan bagi aliran Injil Sepenuh saat itu. Saya seorang pengkotbah dari Pentakosta yang hanya berkotbah di gereja-gereja Pentakosta.
Hal itu terjadi dalam bulan Desember 1962. Dalam bulan Januari 1963, saya sedang memimpin kebaktian di gereja Injil Sepenuh lainnya di Houston. Suatu malam, tiba-tiba roh doa turun ke atas kami. (Kita tidak melihat hal ini lebih banyak sekarang; bahkan kita tidak melihatnya sama sekali. Saudara lihat, kita hanya mengizinkan Roh Kudus bekerja di aliran Karismatik saat ini. Tetapi pada saat kita belajar untuk mengikuti Tuhan dan bersungguh-sungguh menyembah Dia, Roh Kudus akan sanggup untuk menyatakan DiriNya sebagaimana yang Ia inginkan.)
Pada kebaktian dalam tahun 1963 itu, saya sedang berkotbah dan roh doa turun ke atas kami. Setiap orang jatuh ke lantai dan berdoa. Saya tidak menyuruh jemaat untuk berdoa - Roh Kudus yang datang dan menggerakkan mereka untuk berdoa. Saya melihat ke jemaat dan tidak seorangpun yang duduk di bangku. Setiap orang berlutut mengelilingi altar dan berdoa atau berlutut di tempat mereka duduk sambil berdoa.
Saya turun dari panggung, berlutut di tangganya, dan mulai berdoa. Saya baru berdoa beberapa saat ketika kemudian saya dikuasai Roh. Karena tidak tahu kata yang tepat, saya menyebutnya "terhilang di dalam Roh". Saat seperti itu, sementara waktu berlalu Saudara kira Saudara hanya berdoa selama beberapa menit padahal lama sekali.
Ketika saya akan membuka mata, saya kira saya cuma berdoa selama lima belas menit. Saya tidak sadar akan apapun yang terjadi di sekitar saya, padahal saya sudah berdoa selama satu setengah jam. Saya melihat ke sekeliling dan tidak ada seorangpun kecuali pendeta gereja tersebut dan saya sendiri. Saya berkata kepadanya, "Jam saya rusak. Seharusnya lebih cepat."
"Tidak," ia berkata, "itu waktu yang benar. Saya melihatmu dikuasai Roh,jadi saya tidak mengganggumu."
Menjelang akhir doa saya, tiba-tiba saya menyadari bahwa saya sedang mengerjakan sesuatu sehingga saya membuka mata saya. Dengan jempol dan jari telunjuk saya, saya membuat lingkaran. Dengan telunjuk lainnya, saya menelusuri lingkaran di dalam jari-jari saya. Saya menunjuk dengan jari tersebut, membentuk lingkaran dalam satu arah, dan kemudian kembali lagi ke arah yang lain, sambil terus berbahasa roh sepanjang waktu. Saya menunjuk, menelusuri sampai tiga perempat lingkaran dan kemudian berbalik arah, terus berbahasa roh. Saya menunjuk setengah lingkaran, dan kemudian berbalik arah, sambil terus berbahasa roh. Saya menunjuk seperempat lingkaran dan berbalik arah, dan terus berbahasa roh. Saya berpikir, Apa yang sedang saya lakukan? Lalu saya mulai menafsirkan apa yang sedang saya doakan itu.
Inilah tafsirannya: "Engkau sedang berputar-putar di dalam pelayananmu. Engkau bergerak ke satu arah dalam lingkaran itu dan kemudian kembali ke arah yang berlawanan. (Saya sedang merencanakan untuk kembali lagi ke gereja yang sudah pernah saya gembalakan sembilan kali.) Engkau pergi tiga perempat keliling lingkaran, dan kemudian kembali lagi tiga perempat lingkaran. Engkau pergi setengah keliling lingkaran dan kemudian kembali lagi."
Akhirnya, Tuhan berbicara kepada saya, "Sekarang keluar dari lingkaran itu. Berhenti melaksanakan kebaktian-kebaktian di dalam gereja; pergi ke tempat yang netral. Buat kebaktianmu di hotel-hotel atau di ruang pertemuan. Sebut kebaktianmu 'Kebangunan Rohani Bagi Semua Orang Beriman' dan undang semua orang dari berbagai jenis denominasi."
Yesus menjelaskan mengapa Ia ingin agar saya berhenti melayani kebaktian di gereja-gereja. Ia berkata, "Denominasi yang satu menentang denominasi yang lain. Disamping itu, hampir semua gereja Injil Sepenuh memancing keluar dari bak kamar mandi mereka, dan sekarang bahkan tidak ada ikan lagi di dalam bak mandi mereka." Jadi saya keluar dan memancing manusia, kemuliaan bagi Tuhan! Kita sedang menikmati hasilnya saat ini.
Lalu Yesus berkata, "Buat lingkaran lain. Lingkaran pertama menyatakan kepergianmu ke tempat yang netral untuk menyelenggarakan kebaktian." Lalu saya mendapatkan diri saya sedang membuat sebuah lingkaran yang sedikit lebih besar. Yesus berkata, "Lingkaran kedua tersebut menyatakan kegiatanmu mencetak semua pelajaran Alkitab yang kau berikan." Kami sudah mengerjakannya. Bahkan, dalam bahasa Inggris saja, kami sudah menerbitkan 37 juta buku. Kami sedang terus menerbitkan lebih dari satu juta buku setiap tahun.
Pada saat itu, saya tidak berpikir hasilnya akan sebanyak ini. Kemudian Yesus berkata, "Ketiga, rekam semua kotbahmu dalam tape. Pada saat itu, kami baru saja mempunyai tape kuno reel-to-reel. Sekarang kami mencetak 40.000 kaset dalam sebulan.
Lalu Yesus berkata, "Masuk ke stasiun radio dan mulai mengajar – jangan berkotbah." Pada masa itu, tidak seorangpun di aliran Injil Sepenuh yang mengajar lewat radio. Mereka semua berkotbah. Jadi saya masuk ke radio dan mengajar. Setiap saat kami mengalami apa yang ditunjukkan oleh lingkaran pada saat saya berdoa itu, semuanya berjalan lancar. Mengapa? Karena itu adalah rencana Allah. Kami mendengarnya dari sorga dan rencana tersebut diberkati.
Apa yang baru saja saya ceritakan hanyalah sekilas tentang hal-hal yang Allah nyatakan bagi kehidupan dan pelayanan saya. Tetapi Ia tidak hanya punya rencana dan tujuan buat saya. Ia juga punya rencana untuk Gereja. Ia punya rencana dan tempat bagi anak-anakNya, dan anak-anakNya dapat tahu tentang rencanaNya itu dan melaksanakannya dalam hidup dan pelayanan mereka.
Tetapi Saudara harus menemukan rencanaNya dari Dia. Saudara harus berusaha mendapatkannya di dalam doa.
Orang-orang Pentakosta jaman dulu punya istilah, "berperang di dalam doa", tetapi banyak orang salah dalam penggunaannya. Mereka akan berkata kepada rekan seimannya, "Apakah kau sudah berperang di dalam doa hari ini?" Sesungguhnya, jika Saudara ada dalam persekutuan dengan Allah, Saudara tidak perlu berperang di dalam doa untuk mendapatkan rencana Allah. Tetapi, apabila kondisi rohani Saudara sedang undur, Saudara harus berperang di dalam doa.
Istilah itu muncul karena kadang-kadang orang-orang berdoa memerangi kuasa-kuasa jahat. Kadang-kadang Saudara harus memerangi kuasa-kuasa jahat. Daniel berdoa dua puluh satu hari sampai ia merebut kemenangan. Jadi kadang-kadang ada kekuatan rohani sehingga Saudara harus berperang di dalam doa.
Kadang-kadang Saudara harus berdoa dan menunggu Tuhan untuk menemukan apa rencanaNya, tujuanNya, dan cara pelaksanaanNya. Saudara harus menemukan rencana Allah untuk kehidupan Saudara, pelayanan Saudara, gereja Saudara - atau apa saja yang Allah kehendaki Saudara kerjakan.
Pada waktu menantikan Tuhan di dalam doa, semua yang saya kerjakan cuma taat pada apa yang Allah tunjukkan pada saya untuk dikerjakan. Saya tidak berbuat apa-apa kecuali berusaha untuk tetap sejalan dengan Dia!
Sekali waktu, seorang pelayan Tuhan (yang adalah teman saya) dan isterinya datang mengunjungi saya dan isteri saya. Kami menunjukkan kepada mereka RHEMA dengan segala fasilitasnya. Mereka berkata, "Pasti kau memikul beban yang berat."
"Tidak!" saya berkata. "Saya tidak memikul beban yang berat. Kau salah; bahkan saya tidak merasa tertekan oleh beban sekecil apapun. Bukan ide saya atau rencana saya untuk membuat suatu tempat latihan. Saya sendiri juga tidak mau memulainya."
Saudara lihat, saya sudah menyerahkan semua persoalan saya kepada Tuhan. Saya telah menyerahkan semua ini kepada Tuhan dan saya memiliki rencanaNya dalam hal ini. Pada awal pembuatan program, saya menceritakan kepada Tuhan tentang kebutuhan keuangan. (Tuhan adalah sahabat kita dan Ia adalah Bapa kita. Ia perduli akan kita, dan Ia bisa mengerti kita ketika kita berbicara kepadaNya.)
Itulah sebabnya saya tidak memikul beban! Jika memang rencana Tuhan, Ia akan mengambil alih beban Saudara! "Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha mereka yang membangunnya...." (Mazmur 127:1). Dan saya tahu bahwa Allah bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut!
Jadi apa yang kami kerjakan adalah hasil dari apa yang telah Allah katakan untuk dikerjakan, bukan apa yang saya inginkan. Itu bukan rencana atau maksud saya melainkan rencana dan tujuan Allah.
Terjemahan dari PLANS, PURPOSES, AND PURSUITS by Kenneth E. Hagin (Bab 3 - Except The Lord Build The House), jcb, 09031994.
Jikalau Bukan Tuhan Yang Membangun Rumah
Selama lebih dari lima puluh tahun dalam pelayanan, Mazmur 127:1 telah menjadi ayat utama yang saya pakai sebagai dasar hidup saya. Sebelum melakukan sesuatu, saya selalu memastikan bahwa Tuhan menghendaki saya untuk melakukan hal itu.
Perhatikan ayat tersebut; mereka membangun rumah. Mereka membangunnya, tetapi semua usaha mereka sia-sia karena Tuhan tidak menghendakinya. Sering kali di dalam pelayanan, apa yang kita kerjakan memang baik, tetapi itu bukan rencana Tuhan. Itu cuma rencana manusia.
Mazmur 127:1 tidak hanya berbicara tentang membangun rumah. Memang, secara alamiah jika Allah tidak menyertai Saudara dalam melakukan sesuatu, maka Saudara akan menemui kegagalan. Tetapi apa yang dikatakan Alkitab di sini juga termasuk hal rohani.
Jika Saudara sedang mengerjakan sesuatu, tanyakan pada diri Saudara sendiri, apakah ini rencana Allah? Ingat, jika bukan Tuhan yang membangun rumah, maka semua usaha Saudara sia-sia. Saudara dapat membuat sebuah rumah tetapi tidak sesuai dengan rencana Allah. Ayat ini menunjukkan bahwa mereka harus berusaha membangunnya sebab Allah tidak menyertainya. Libatkan Allah dalam apa saja yang Saudara kerjakan. Cari kehendakNya sebelum Saudara mulai membangun, sebelum Saudara mulai mengerjakan suatu proyek.
Sangat mudah untuk keluar dari rencana Allah. Para pelayan Tuhan, khususnya, sangat mudah untuk keluar dari rencana Allah dengan melakukan sesuatu yang nampaknya baik, bagus, dan tidak melanggar hukum. Tetapi jika Allah tidak menyuruh mereka untuk melakukannya, dan memang bukan rencanaNya bagi mereka, mereka akan melaksanakan rencana yang salah. Ketika hal ini terjadi, mereka tidak bisa mengalami berkat Allah secara penuh.
Sebagai contoh, pada tanggal 1 Oktober 1979 kami memulai Sekolah Kesembuhan Ilahi di kampus RHEMA sesuai dengan petunjuk Tuhan. Selama bertahun-tahun, kami menerima banyak kesaksian yang mengherankan dari orang-orang yang disembuhkan.
Biasanya, kami memulai pelajaran kesembuhan ilahi ini dengan puji-pujian yang dipimpin oleh seorang pemimpin pujian. Sering kali, kami menghabiskan waktu sampai 45 menit dalam pujian dan penyembahan kepada Tuhan.
Suatu hari pada waktu saya sedang berjalan menuju Sekolah Kesembuhan Ilahi ini, Tuhan berbicara kepada saya. SuaraNya begitu jelas sehingga seolah-olah memang ada seseorang yang sedang berjalan di samping saya. Tuhan berkata, "Apa tujuan kebaktian ini?"
Saya menjawab, "Ini adalah kebaktian kesembuhan ilahi."
"Kebaktian kesembuhan ilahi macam apa?"
"Ya...., kami mengajar jemaat yang perlu disembuhkan tentang bagaimana menerima kesembuhan dan kami mengajar orang lain untuk melayani orang sakit. Itu tujuannya."
"Kalau begitu," Tuhan berkata kepada saya, "ini bukan kebaktian penyembahan."
"Ya, betul," saya berkata, "ini bukan kebaktian penyembahan."
"Jadi, jangan mengubahnya menjadi kebaktian penyembahan. Nyanyikan saja beberapa lagu, sekedar untuk menyiapkan jemaat, dan langsung mulai dengan pengajaranmu."
Sebab itu kami mengubah kebiasaan kami dalam mengelola Sekolah Kesembuhan Ilahi ini. Kami kembali ke rencana Allah. Kami menyanyi dan memuji Tuhan selama kurang lebih lima belas menit dan kemudian langsung ke materi pelajaran.
Tidak hanya dalam bidang penyembahan kami salah dalam mengelola Sekolah Kesembuhan Ilahi ini. Tanpa sadar, kami mengubahnya menjadi tempat konsultasi masalah. Pada mulanya, kami membangun gedung yang disebut dengan "Pusat Doa dan Kesembuhan Ilahi", tetapi kami mengubahnya menjadi ruang konsultasi. Banyak orang datang dan juga permohonan lewat telepon untuk segala macam konsultasi - pernikahan, keuangan, kerohanian, dan lain-lain.
Setelah beberapa saat, kami dapat merasakan ada sesuatu yang kurang beres. Sepertinya kami sedang "mencuci kaki kami tanpa melepaskan kaos kaki".
Jadi kami berdoa. Isteri saya dan saya berdoa dengan pemimpin Pusat Doa dan Kesembuhan Ilahi. Kami meminta orang-orang yang datang secara teratur untuk berdoa di RHEMA juga membantu kami dalam mendoakan hal ini.
Suatu malam dalam pertemuan doa tersebut, pada saat saya berlutut di samping kursi di atas panggung, Tuhan berbicara kepada saya.
Ia berkata, "Engkau mengkotbahkan Yakobus 5:14,15 selama bertahun-tahun. Apakah pernah kau perhatikan bahwa yang tertulis di situ adalah doa dan kesembuhan bukan doa, konsultasi, dan kesembuhan?"
Memang benar kami mengajar jemaat tentang Firman Tuhan. Itulah pelajaran yang kami ajarkan setiap hari tentang kesembuhan ilahi. Tetapi Tuhan berkata kepada saya, "Coba pergi ke luar untuk melihat tulisan yang ada pada bangunan ini. Bunyinya adalah 'Pusat Doa dan Kesembuhan Ilahi' - bukan Doa, Konsultasi, dan Kesembuhan. Aku sama sekali tidak menyuruhmu untuk memberikan konsultasi. Kau yang menambahnya."
Kemudian Ia berkata kepada saya, "Jangan lagi memberikan konsultasi kepada seorangpun kecuali mereka yang memang adalah jemaatmu. Kau boleh memberikan bimbingan, konsultasi kepada karyawanmu dan para siswa yang ada di sekolah ini karena mereka adalah jemaatmu. Tetapi jangan membimbing orang lain. Jika mereka membutuhkan konsultasi, mereka harus dilayani di dalam gereja mereka sendiri, di dalam jemaat mereka sendiri. Jika mereka tidak mempunyai tempat berjemaat, itulah masalah utama mereka."
Puji Tuhan untuk para guru. Puji Tuhan untuk para penginjil. Puji Tuhan untuk para rasul dan para nabi. Tetapi kita tetap membutuhkan jabatan gembala. Para gembala tinggal bersama domba mereka.
Pada saat saya melayani di berbagai tempat, saya selalu mendorong semua orang: "Berikan perpuluhanmu kepada gereja lokalmu. Alkitab mengajarkan tentang perpuluhan dan persembahan khusus. Saudara dapat memberikan saya persembahan khusus jika mau, tetapi tetap pelihara gerejamu sendiri."
Saudara membutuhkan gembala. Berbagai macam krisis kehidupan datang kepada kita semua. Mungkin ada saatnya Saudara atau orang yang Saudara kenal berada di rumah sakit. Saudara dapat menghubungi kantor kami dan kami akan berdoa sebab Alkitab mengajar untuk berdoa. Tetapi, saya tidak akan datang ke rumah sakit tersebut. Saya tidak bisa datang, tetapi pendeta Saudara akan datang. (Saudara mungkin tidak terlibat atau mendukung gereja lokal Saudara. Bahkan, jika gereja lokal tersebut tergantung pada Saudara, gereja tersebut sudah lama mati dan bangkrut.) Jika Saudara menghubungi pendeta Saudara, ia akan datang untuk mengurapi Saudara dengan minyak dan berdoa, dan tetap mendampingi Saudara pada saat itu.
Beberapa dari kerabat Saudara mungkin meninggal (Allah tidak berkata bahwa kita akan hidup selamanya) dan Saudara mungkin membutuhkan orang untuk mendampingi Saudara. Jangan panggil saya karena saya tidak dapat datang. Atau mungkin seseorang di keluarga Saudara akan menikah. Jangan panggil saya atau pengkotbah televisi atau pengkotbah radio karena kami tidak bisa datang untuk melayani pernikahan tersebut.
Pendeta gereja lokal berurusan dengan hal-hal tersebut. Inilah rencana Allah bagi gereja lokal. Tetapi kalau soal Pusat Doa dan Kesembuhan Ilahi, Allah punya rencana khusus, dan kami harus mengikuti rencana Allah bagi kami. Dalam hal ini, kami juga harus mengikuti rencana Allah dengan tidak melanjutkan lagi pelayanan konsultasi.
Bidang lain dimana saya juga keluar dari rencana Allah adalah dalam hal bentuk kebaktian tenda kami yang diadakan setiap tahun.
Beberapa tahun yang lalu, saya mulai mengadakan kebaktian di Tulsa, di Sheridan Assembly Christian Center. Gedung tersebut tidak bisa memuatlebih dari 800 orang, dan biasanya jemaat yang selalu hadir berjumlah sekitar 400 orang. Pada malam hari, orang-orang di sekitar akan datang dan memenuhi gedung. Biasanya saya mengadakan kebaktian kebangunan rohani di dalam gereja tersebut - saya cuma memakai gedung untuk mengadakan kebaktian yang saya pimpin.
Suatu malam saya mengejutkan diri saya sendiri (saya terkejut karena saya terus-menerus mengatakan sesuatu dari roh saya). Saya berkata, "Pada musim semi ini, kita akan mengadakan seminar iman dan kebaktian tenda dalam ruang tertutup. Allah berkata bahwa kita akan memulainya." Setelah berkata demikian, saya menoleh ke sekeliling dan berkata, "Siapa yang mengatakan hal itu?" dan kemudian menyadari bahwa perkataan itu keluar dari mulut saya sendiri! Ternyata saya berbicara karena inspirasi; saya tidak pernah memikirkannya sebelumnya. Perkataan itu keluar begitu saja dari roh saya.
Kadang-kadang saya mengatakan sesuatu karena dorongan Roh Allah, dan kemudian isteri saya atau Ken (anak laki-laki saya) atau Lynette (anak perempuan saya) akan mengatakan kepada saya apa yang telah saya katakan. Saya lalu berkata, "Saya tidak mengatakan itu – saya tahu pasti." "Ah, memang kau telah mengatakannya!" mereka menjawab. Ketika saya memutar ulang kaset rekaman, ternyata memang benar bahwa saya mengatakan hal tersebut.
Yang ingin saya ceritakan di sini adalah bahwa Tuhan yang memberikan kami rencanaNya dan tujuanNya untuk melaksanakan Kebaktian Tenda sehingga kami mulai membuat seminar iman dan kebaktian tenda dalam ruang tertutup. Kemudian tiga tahun yang lalu, Tuhan berbicara kembali kepada saya tentang Kebaktian Tenda, karena tanpa sadar kami telah menyimpang dari rencanaNya dan tujuanNya.
Suatu saat saya sedang berdoa sekitar jam tiga pagi, dan Tuhan berbicara kepada saya, "Pada saat Aku menyuruhmu memulai seminar iman dan kebaktian tenda dalam ruang tertutup, dengan jelas Aku mengatakan bahwa kebaktian pagi adalah seminar iman, kebaktian sore adalah kebaktian sebagaimana dipimpin Roh Kudus, dan kebaktian malam adalah Kebaktian Tenda."
Itulah rencana Allah. Tetapi kemudian, dengan beberapa cara, tanpa sadar kami telah menukarnya dengan rencana kami sendiri, dan kemudian berbagai pengajar datang dan mengajar topik apa saja yang mereka sukai.
Orang-orang muda biasanya tidak mengerti tentang Kebaktian Tenda. Beberapa orang dari Pentakosta kuno mengerti hal ini. Mereka akan datang dari mana-mana dan berkemah di tempat terbuka. Mereka akan datang dengan kereta kuda mereka, membawa makanan dan juga jerami untuk kuda mereka. Mereka tinggal di tenda-tenda sampai kebaktian tenda tersebut berakhir. Di zaman modern ini, kita selalu dalam keadaan terburu-buru sehingga kita datang ke kebaktian gereja dan baru duduk 30 menit kemudian sudah ingin pulang! Itu bukan kebaktian tenda!
Kebaktian Tenda adalah waktu di mana kami semua datang bersama-sama untuk menikmati hal-hal dari Allah dan santai di Hadirat Allah. Kami datang dari jarak yang jauh, meninggalkan pekerjaan dan kegiatan kami sehari-hari, dan kemudian membiarkan Roh Kudus mengerjakan apa yang ingin dikerjakanNya.
Setelah Tuhan berbicara kepada saya tentang Kebaktian Tenda, kami segera melaksanakan rencanaNya. Kami kembali ke rencanaNya - bukan rencana saya atau rencana siapapun.
Seorang pendeta suatu ketika berkata kepada saya, "Tidak terhitung berapa banyak uang yang sudah saya gunakan untuk naik pesawat dan terbang melintasi negeri ini untuk membangun gereja saya. Saya selalu mau belajar dari seorang pendeta yang sudah sukses. Saya akan pergi ke sana, belajar bagaimana ia melakukan hal itu, dan kemudian kembali dan melakukan rencana
tersebut di gereja saya sendiri. Bukannya berhasil, saya justru gagal.
banyak lagi jemaat saya."
Saat saya berbicara kepada pendeta itu, jemaatnya tinggal 1/3 dari jumlah semula. "Apa yang harus saya lakukan?" ia bertanya kepada saya. Ia ingin saya memberi saran.
Saya berkata, "Saya tidak tahu apa yang Allah rencanakan bagimu. Menyendirilah bersama Tuhan dan temukanlah sendiri."
Ia berkata, "Saya tidak punya waktu - saya sangat sibuk melaksanakan tugas saya sebagai pendeta."
Saudara-saudara yang saya kasihi, jika Saudara terlalu sibuk untuk menantikan Allah, untuk menemukan rencanaNya, Saudara bisa melalui seluruh hidup Saudara dan setiap hal yang Saudara kerjakan akan selalu gagal. Lalu, apa yang akan Saudara katakan kepada Allah pada saat Saudara berdiri di hadapanNya dalam kekekalan? Ia tidak akan bertanya tentang hal-hal yang Saudara kerjakan menurut ide dan rencana Saudara. Ia akan bertanya tentang apa yang Saudara kerjakan terhadap rencanaNya bagi hidup Saudara.