Senin, 28 Juli 2008

Rahasia Sukses

Beberapa tahun yang lalu, saya menghadiri apa yang disebut dengan "Pertukaran Ide". Para pelayan Tuhan dari berbagai gereja dan denominasi di seluruh negeri diundang ke pertemuan itu.

Pada pertemuan tersebut, beberapa pelayan bertanya kepada saya, "Saudara Hagin, apa rahasia kesuksesan anda?" Seorang pelayan berkata, "Ketika pertama kali saya mengenalmu, tidak ada orang yang pernah mendengar namamu. Kau berkotbah di gereja-gereja kecil dan sekali-sekali di gereja besar. Tetapi kemudian, tiba-tiba, kau tidak hanya menjadi figur nasional; dalam waktu beberapa tahun saja kau menjadi figur internasional. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apa rahasia kesuksesanmu ?"

Saya menjawab, "Satu-satunya rahasia sukses yang saya ketahui adalah berjalan sesuai dengan Firman Tuhan, berdoa dan memperhatikan apa yang dikatakan Roh Kudus. Saya cuma memperhatikan apa yang dikatakan Roh Allah untuk saya lakukan, dan kemudian melakukannya." Sebenarnya, setiap hal yang sedang saya kerjakan saat ini adalah akibat kepercayaan saya pada Firman Tuhan, berdoa dalam bahasa roh, dan taat pada apa yang Allah katakan kepada saya.

Terima kasih Tuhan untuk nilai yang tidak terukur dari berbahasa roh. Kadang-kadang saya menafsirkan doa saya sendiri. Justru, itulah saat pertama saya belajar menafsirkan - yaitu dengan menafsirkan doa saya sendiri.

Bahkan, dengan jujur saya berkata kepada Saudara, berdoa dalam bahasa roh adalah alat yang dipakai Tuhan untuk menunjukkan kepada saya tentang pernikahan saya dan anak-anak saya. Saya menggembalakan sebuah gereja Pentakosta di Tom Bean, Texas, pada tahun 1938 tempat saya bertemu dengan isteri saya yang tercinta. Saat itu saya adalah seorang pendeta berusia 21 tahun dan saya membutuhkan seorang penolong.

Saya sedang berdoa di dalam ruang di atas lumbung milik salah seorang diaken saya. Saya sudah kenal Oretha beberapa lama saat itu. Saya mulai berdoa dalam bahasa roh tentang masa depan saya, dan saya mendoakan hal ini semuanya dalam bahasa roh. Lalu saya menafsirkan doa tersebut: saya melihat dalam Roh bahwa saya akan menikah dengannya dan kami akan mempunyai dua anak, dan itulah yang terjadi!

Saya mendapatkannya di dalam doa. Saya tidak mendapatkannya karena saya seorang nabi, sebab saat itu saya bukan seorang nabi.

Pada saat Saudara berlutut dan mencari apa rencanaNya bagi diri Saudara sendiri - karena Ia akan menyetujui dan memberkati rencanaNya – Saudara akan mendapatkannya dengan lancar tanpa masalah yang berarti.

Saya ingat bagaimana Allah memberi tahu saya sebelum datangnya apa yang disebut dengan Gerakan Karismatik.

Dalam bulan Desember 1962, saya sedang berkotbah di sebuah gereja Injil Sepenuh di Houston. Tiba-tiba saya merasakan tiupan angin pada saya. Datangnya begitu kuat sehingga saya jatuh terlentang di atas lantai dan saya diliputi kuasa ilahi. (Di dalam Kisah 10:9,10, Alkitab berkata bahwa Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa dan rohnya diliputi kuasa ilahi.) Semua indera fisik saya saat itu tidak bekerja.

Saya melihat sebuah taman bunga yang bagus dikelilingi dengan pagar yang terdiri dari tiang-tiang putih. Di tengahnya ada sebuah pondok. Taman itu penuh dengan bunga-bunga yang paling indah dari berbagai jenis. Pondok itu sendiri terbuat dari tanaman bunga yang menjalar. Setiap bunga dalam keadaan berkembang penuh dan menyebarkan bau yang harum. Aromanya terlihat oleh mata pada saat menyebar di udara.

Saya datang dari sebelah timur pintu pagar. Yesus sedang berdiri di dalam. Ketika saya tiba di sana, Ia membuka gerbang, dan mendorongnya sehingga terbuka. Ia mengulurkan tanganNya, memegang tangan kanan saya, memimpin saya masuk, dan menutup gerbang. Lalu Ia memegang tangan kanan saya dengan kedua tanganNya, dan menuntun saya ke pondok.

Ada dua bangku marmer di kedua sisi pondok. Ia duduk di bangku sebelah selatan dan tanpa mengatakan sepatah kata, Ia menarik saya di sampingNya.

Saya melihat ke sekeliling. Dari sebelah barat, saya melihat sebuah sungai mengalir ke dalam taman. Hulunya yang lebar terletak di langit, dan kemudian menyempit pada saat mengalir ke taman yang kecil ini. Pada saat saya melihat, sungai itu berubah. Sungai itu menjadi orang-orang dari berbagai bangsa dengan berbagai macam pakaian dan gaya hidup. Mereka mengalir ke taman ini.

Saya berkata, "Tuhan, siapakah mereka ini? Apakah artinya semua ini?"

Yesus berkata kepada saya, "Inilah orang-orang dari apa yang kau sebut dengan 'denominasi gereja' dan bahkan dari berbagai jenis agama di dunia ini. Pada hari-hari ini, Aku mengunjungi setiap hati yang lapar di mana saja. Aku akan mengunjungi tempat-tempat yang tidak pernah kau sangka - tidak hanya mengunjungi apa yang kau sebut dengan gereja dari berbagai denominasi, tetapi juga mengunjungi agama-agama lain yang mempunyai hati yang lapar dan terbuka padaKu. Inilah orang-orang yang datang kepada terang kelahiran baru dan kemudian dipenuhi Roh Kudus. Mereka akan mengalir menjadi satu. Bau harum yang naik adalah puji-pujian mereka yang naik ke surga, ssperti kemenyan di jaman Perjanjian Lama yang naik kepadaKu."

"Engkau harus mengambil bagian dalam hal ini," Yesus berkata. "Aku ingin kau melayani seluruh Tubuh."

Yesus terus berkata: "Aku ingin kau melayani seluruh Tubuh," sementara saya memperhatikan penglihatan berikutnya yang terus berlanjut di depan saya sama seperti sedang menonton acara televisi.

Saya melihat diri saya sedang melayani di gereja Baptis. Saya melihat diri saya sedang melayani di gereja Presbiterian, gereja Metodis, gereja Murid-murid Kristus, bahkan juga di gereja Katolik Roma - dan hal itu sudah terjadi! Saya melihat orang-orang rebah karena kuasa Roh Kudus dan terbaring di depan orang-orang Metodis, Baptis, Presbiterian, Katolik, dan denominasi lainnya. Itu semua sudah terjadi!

Bagi Saudara saat ini mungkin tidak aneh, tetapi hal itu merupakan kejutan bagi aliran Injil Sepenuh saat itu. Saya seorang pengkotbah dari Pentakosta yang hanya berkotbah di gereja-gereja Pentakosta.

Hal itu terjadi dalam bulan Desember 1962. Dalam bulan Januari 1963, saya sedang memimpin kebaktian di gereja Injil Sepenuh lainnya di Houston. Suatu malam, tiba-tiba roh doa turun ke atas kami. (Kita tidak melihat hal ini lebih banyak sekarang; bahkan kita tidak melihatnya sama sekali. Saudara lihat, kita hanya mengizinkan Roh Kudus bekerja di aliran Karismatik saat ini. Tetapi pada saat kita belajar untuk mengikuti Tuhan dan bersungguh-sungguh menyembah Dia, Roh Kudus akan sanggup untuk menyatakan DiriNya sebagaimana yang Ia inginkan.)

Pada kebaktian dalam tahun 1963 itu, saya sedang berkotbah dan roh doa turun ke atas kami. Setiap orang jatuh ke lantai dan berdoa. Saya tidak menyuruh jemaat untuk berdoa - Roh Kudus yang datang dan menggerakkan mereka untuk berdoa. Saya melihat ke jemaat dan tidak seorangpun yang duduk di bangku. Setiap orang berlutut mengelilingi altar dan berdoa atau berlutut di tempat mereka duduk sambil berdoa.

Saya turun dari panggung, berlutut di tangganya, dan mulai berdoa. Saya baru berdoa beberapa saat ketika kemudian saya dikuasai Roh. Karena tidak tahu kata yang tepat, saya menyebutnya "terhilang di dalam Roh". Saat seperti itu, sementara waktu berlalu Saudara kira Saudara hanya berdoa selama beberapa menit padahal lama sekali.

Ketika saya akan membuka mata, saya kira saya cuma berdoa selama lima belas menit. Saya tidak sadar akan apapun yang terjadi di sekitar saya, padahal saya sudah berdoa selama satu setengah jam. Saya melihat ke sekeliling dan tidak ada seorangpun kecuali pendeta gereja tersebut dan saya sendiri. Saya berkata kepadanya, "Jam saya rusak. Seharusnya lebih cepat."

"Tidak," ia berkata, "itu waktu yang benar. Saya melihatmu dikuasai Roh,jadi saya tidak mengganggumu."

Menjelang akhir doa saya, tiba-tiba saya menyadari bahwa saya sedang mengerjakan sesuatu sehingga saya membuka mata saya. Dengan jempol dan jari telunjuk saya, saya membuat lingkaran. Dengan telunjuk lainnya, saya menelusuri lingkaran di dalam jari-jari saya. Saya menunjuk dengan jari tersebut, membentuk lingkaran dalam satu arah, dan kemudian kembali lagi ke arah yang lain, sambil terus berbahasa roh sepanjang waktu. Saya menunjuk, menelusuri sampai tiga perempat lingkaran dan kemudian berbalik arah, terus berbahasa roh. Saya menunjuk setengah lingkaran, dan kemudian berbalik arah, sambil terus berbahasa roh. Saya menunjuk seperempat lingkaran dan berbalik arah, dan terus berbahasa roh. Saya berpikir, Apa yang sedang saya lakukan? Lalu saya mulai menafsirkan apa yang sedang saya doakan itu.

Inilah tafsirannya: "Engkau sedang berputar-putar di dalam pelayananmu. Engkau bergerak ke satu arah dalam lingkaran itu dan kemudian kembali ke arah yang berlawanan. (Saya sedang merencanakan untuk kembali lagi ke gereja yang sudah pernah saya gembalakan sembilan kali.) Engkau pergi tiga perempat keliling lingkaran, dan kemudian kembali lagi tiga perempat lingkaran. Engkau pergi setengah keliling lingkaran dan kemudian kembali lagi."

Akhirnya, Tuhan berbicara kepada saya, "Sekarang keluar dari lingkaran itu. Berhenti melaksanakan kebaktian-kebaktian di dalam gereja; pergi ke tempat yang netral. Buat kebaktianmu di hotel-hotel atau di ruang pertemuan. Sebut kebaktianmu 'Kebangunan Rohani Bagi Semua Orang Beriman' dan undang semua orang dari berbagai jenis denominasi."

Yesus menjelaskan mengapa Ia ingin agar saya berhenti melayani kebaktian di gereja-gereja. Ia berkata, "Denominasi yang satu menentang denominasi yang lain. Disamping itu, hampir semua gereja Injil Sepenuh memancing keluar dari bak kamar mandi mereka, dan sekarang bahkan tidak ada ikan lagi di dalam bak mandi mereka." Jadi saya keluar dan memancing manusia, kemuliaan bagi Tuhan! Kita sedang menikmati hasilnya saat ini.

Lalu Yesus berkata, "Buat lingkaran lain. Lingkaran pertama menyatakan kepergianmu ke tempat yang netral untuk menyelenggarakan kebaktian." Lalu saya mendapatkan diri saya sedang membuat sebuah lingkaran yang sedikit lebih besar. Yesus berkata, "Lingkaran kedua tersebut menyatakan kegiatanmu mencetak semua pelajaran Alkitab yang kau berikan." Kami sudah mengerjakannya. Bahkan, dalam bahasa Inggris saja, kami sudah menerbitkan 37 juta buku. Kami sedang terus menerbitkan lebih dari satu juta buku setiap tahun.

Pada saat itu, saya tidak berpikir hasilnya akan sebanyak ini. Kemudian Yesus berkata, "Ketiga, rekam semua kotbahmu dalam tape. Pada saat itu, kami baru saja mempunyai tape kuno reel-to-reel. Sekarang kami mencetak 40.000 kaset dalam sebulan.

Lalu Yesus berkata, "Masuk ke stasiun radio dan mulai mengajar – jangan berkotbah." Pada masa itu, tidak seorangpun di aliran Injil Sepenuh yang mengajar lewat radio. Mereka semua berkotbah. Jadi saya masuk ke radio dan mengajar. Setiap saat kami mengalami apa yang ditunjukkan oleh lingkaran pada saat saya berdoa itu, semuanya berjalan lancar. Mengapa? Karena itu adalah rencana Allah. Kami mendengarnya dari sorga dan rencana tersebut diberkati.

Apa yang baru saja saya ceritakan hanyalah sekilas tentang hal-hal yang Allah nyatakan bagi kehidupan dan pelayanan saya. Tetapi Ia tidak hanya punya rencana dan tujuan buat saya. Ia juga punya rencana untuk Gereja. Ia punya rencana dan tempat bagi anak-anakNya, dan anak-anakNya dapat tahu tentang rencanaNya itu dan melaksanakannya dalam hidup dan pelayanan mereka.

Tetapi Saudara harus menemukan rencanaNya dari Dia. Saudara harus berusaha mendapatkannya di dalam doa.

Orang-orang Pentakosta jaman dulu punya istilah, "berperang di dalam doa", tetapi banyak orang salah dalam penggunaannya. Mereka akan berkata kepada rekan seimannya, "Apakah kau sudah berperang di dalam doa hari ini?" Sesungguhnya, jika Saudara ada dalam persekutuan dengan Allah, Saudara tidak perlu berperang di dalam doa untuk mendapatkan rencana Allah. Tetapi, apabila kondisi rohani Saudara sedang undur, Saudara harus berperang di dalam doa.

Istilah itu muncul karena kadang-kadang orang-orang berdoa memerangi kuasa-kuasa jahat. Kadang-kadang Saudara harus memerangi kuasa-kuasa jahat. Daniel berdoa dua puluh satu hari sampai ia merebut kemenangan. Jadi kadang-kadang ada kekuatan rohani sehingga Saudara harus berperang di dalam doa.

Kadang-kadang Saudara harus berdoa dan menunggu Tuhan untuk menemukan apa rencanaNya, tujuanNya, dan cara pelaksanaanNya. Saudara harus menemukan rencana Allah untuk kehidupan Saudara, pelayanan Saudara, gereja Saudara - atau apa saja yang Allah kehendaki Saudara kerjakan.

Pada waktu menantikan Tuhan di dalam doa, semua yang saya kerjakan cuma taat pada apa yang Allah tunjukkan pada saya untuk dikerjakan. Saya tidak berbuat apa-apa kecuali berusaha untuk tetap sejalan dengan Dia!

Sekali waktu, seorang pelayan Tuhan (yang adalah teman saya) dan isterinya datang mengunjungi saya dan isteri saya. Kami menunjukkan kepada mereka RHEMA dengan segala fasilitasnya. Mereka berkata, "Pasti kau memikul beban yang berat."

"Tidak!" saya berkata. "Saya tidak memikul beban yang berat. Kau salah; bahkan saya tidak merasa tertekan oleh beban sekecil apapun. Bukan ide saya atau rencana saya untuk membuat suatu tempat latihan. Saya sendiri juga tidak mau memulainya."

Saudara lihat, saya sudah menyerahkan semua persoalan saya kepada Tuhan. Saya telah menyerahkan semua ini kepada Tuhan dan saya memiliki rencanaNya dalam hal ini. Pada awal pembuatan program, saya menceritakan kepada Tuhan tentang kebutuhan keuangan. (Tuhan adalah sahabat kita dan Ia adalah Bapa kita. Ia perduli akan kita, dan Ia bisa mengerti kita ketika kita berbicara kepadaNya.)

Itulah sebabnya saya tidak memikul beban! Jika memang rencana Tuhan, Ia akan mengambil alih beban Saudara! "Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha mereka yang membangunnya...." (Mazmur 127:1). Dan saya tahu bahwa Allah bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut!

Jadi apa yang kami kerjakan adalah hasil dari apa yang telah Allah katakan untuk dikerjakan, bukan apa yang saya inginkan. Itu bukan rencana atau maksud saya melainkan rencana dan tujuan Allah.

Terjemahan dari PLANS, PURPOSES, AND PURSUITS by Kenneth E. Hagin (Bab 3 - Except The Lord Build The House), jcb, 09031994.

Tidak ada komentar: