Senin, 28 Juli 2008

Di Dalam Allah Tidak Ada Sakit Penyakit

Allah telah berfirman, “Pada hari engkau berbuat dosa, pastilah engkau akan mati.” (Kejadian 2:17). Jadi, pada hari engkau berbuat dosa, kondisi bumi menjadi hancur, proses kematian dimulai. Jadi kematian memerintah sejak dosa muncul.

Sakit penyakit menyebabkan kematian. Kematian merupakan akibat dosa. Tidak ada sakit penyakit di dalam Allah. Tidak pernah ada, tidak akan pernah ada, dan tidak pernah dapat. Tidak ada sakit penyakit di dalam tubuh manusia, di dalam manusia Allah, sampai satu waktu menjadi manusia bumi, waktu manusia mulai mengarahkan kehidupannya kepada diri sendiri dan menjadi manusia daging. Oleh karena itu, dosa merupakan orang tua dari sakit penyakit. Sakit penyakit merupakan akibat dosa. Tidak akan ada sakit penyakit, kalau tidak ada dosa.
Tetapi Yesus Kristus menang atas kondisi kejatuhan alami manusia dan Ia tidak berdosa, walaupun Firman Allah menekankan bahwa “…. dalam segala hal Ia dicobai sama seperti kita, hanya Ia tidak berbuat dosa.” (Ibrani 4:15). Firman Allah juga berkata, “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai” (Ibrani 2:18). Hal inilah yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat dan Kristus yang dikasihi.

Manusia merupakan makhluk tritunggal – terdiri dari tubuh, jiwa dan roh – sama seperti Allah yang juga merupakan pribadi tritunggal, yang terdiri dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Banyak umat Allah yang heran, mengapa, setelah mereka memberikan hati kepada Allah dan setelah menerima kesaksian roh, mereka diganggu keinginan-keinginan jahat dan dicobai oleh perkara-perkara jahat. Secara alami, manusia terdiri dari tiga bagian, oleh karena itu, penundukan roh kita kepada Allah bukan satu-satunya yang Allah minta. Allah juga meminta pikiran dan tubuh kita.

Kristus adalah Juru Selamat bagi manusia secara lengkap; baik bagi roh, jiwa maupun tubuh. Orang-orang Kristen belum diajar untuk mempersembahkan tubuhnya bagi Allah, dan oleh karena itu mereka merasa benar jika mereka mempersembahkan tubuhnya bagi saudara yang lain ataupun sesuatu yang lain, lebih daripada kepada Allah. Jadi, sejak seseorang mempersembahkan tubuhnya kepada Allah, yaitu tubuhnya yang secara sempurna di dalam tangan Allah, sebenarnya demikian jugalah roh dan pikirannya (jiwanya).

Sebuah komitmen bagi Allah akan meletakkan seseorang pada tempat di mana hanya Allah yang menyediakan kesehatan bagi roh, dan kesehatan bagi jiwa , dan ia juga percaya Allah akan menyediakan kesehatan bagi tubuhnya. Kesembuhan ilahi merupakan transfer kuasa Allah untuk mengatasi sakit penyakit yang menyerang tubuh, tetapi kesehatan ilahi merupakan kehidupan dari hari ke hari dan dari jam ke jam dalam jamahan Allah sehingga kehidupan Allah mengalir ke dalam tubuh, ke dalam jiwa, dan ke dalam roh kita.

John G. Lake - terjemahan Martha

Tidak ada komentar: