Selasa, 29 Juli 2008

Orang Benar Yang Kalah

Pelajaran Dari Kehidupan Lot

"dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa"
II Petrus 2:6-8



Saya ingin menceritakan sebuah kisah tentang seorang yang kalah, yang juga merupakan orang benar. Sebab ada orang benar yang kalah, sama seperti ada orang benar yang menang. Jika kita ingin berada di antara orang-orang benar yang menang, kita harus mengambil cerita tentang "orang benar yang kalah" ini sebagai suatu peringatan yang serius bagi kita.

Orang benar yang kalah ini adalah Lot. Lot adalah orang benar yang hatinya tersiksa setiap hari oleh kelakuan-kelakuan bejat yang ia lihat dan yang ia dengar. Sebagai orang benar, mengapa selanjutnya Lot menjadi seorang yang kalah?

Marilah kita perhatikan siapa Lot sebenarnya, karena ia sendiri bukan seorang yang terkenal atau seorang yang luar biasa. Kita mengenalnya terutama karena pamannya yang terkenal, yaitu Abraham.


Asal Mula Lot

"Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana." (Kejadian 11:31). Jika kita juga membaca di Kisah Para Rasul pasal 7, kita akan mengetahui bahwa ketika Abram masih tinggal di Mesopotamia - sebelum ia ke Haran - Allah menampakkan diri kepadanya, memanggil ia untuk meninggalkan lingkungannya dan keluarganya untuk pergi ke tempat yang akan ditunjukkan Allah. Jadi Abram meninggalkan Ur-Kasdim untuk pergi ke Kanaan. Tetapi tidak hanya ayahnya, bahkan keponakannya, yaitu Lot, ikut bersama Abram. Jadi kita dapat menganggap kehidupan Lot seperti seorang jemaat gereja atau anggota keluarga dari seorang percaya. Karena pamannya - yang sekarang menjadi seorang yang takut akan Allah - menyatakan bahwa ia harus meninggalkan Ur-Kasdim - sebuah kota yang tidak bermoral dan kota yang berdosa di hadapan Allah - maka Lot meninggalkan kota tersebut. Karena pamannya memutuskan untuk pergi ke Kanaan, Lot juga ikut ke Kanaan.

Menurut tradisi Yahudi, keluarga Terah juga termasuk salah satu penyembah berhala. Sehubungan dengan hal ini, marilah kita perhatikan bahwa di dalam kitab Yosua terdapat informasi berikut: "Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan....." (Yosua 24:2,3). Setelah mendengar pamannya mengatakan bahwa ia ingin memisahkan diri dari dunia dan menjalani kehidupan yang baik, Lot mengikuti tindakan pamannya tersebut dengan keluar dari Ur-Kasdim bersama-sama.

Di antara para pembaca mungkin ada beberapa yang tidak pernah mendapat panggilan Allah secara pribadi, tetapi ikut keluar dari kehidupan dunia karena mengikuti saudaranya yang mendengar panggilan Allah. Lot sendiri adalah seorang yang tidak secara langsung mendengar panggilan Allah; ia cuma mengikuti pamannya, Abram, yang mendapat panggilan tersebut. Mungkin ayah atau kakak atau adik atau isteri saudara yang lebih dulu percaya kepada Allah, baru kemudian saudara mengikuti tindakan mereka. Kalau demikian, saudara adalah "Lot". Tidak baik bagi saudara untuk menolak mengikuti salah seorang anggota keluarga yang percaya kepada Allah; sebaliknya sangat baik jika saudara mengikutinya dalam iman.

Lot memberikan teladan yang baik dalam hal ini karena ia tidak hanya mengikuti pamannya, tetapi ia sendiri menjadi orang benar. Kita dapat menyamakan Abram dengan orang percaya senior, dan Lot dengan orang percaya yunior. Mereka mempunyai iman yang sama karena mereka bersaudara secara jasmani. Permulaan kedua pria ini sangat membesarkan hati. Tetapi, selanjutnya mereka berpisah, dan kerohanian mereka menyimpang jauh. Mengapa?

Pilihan Lot

"Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah. Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama." (Kejadian 13:5,6). Selalu mudah untuk menanggung penderitaan bersama-sama, tetapi sangat sukar untuk menikmati kemakmuran bersama-sama. Kedua orang ini keluar dari Ur-Kasdim bersama-sama dan masuk ke Kanaan bersama-sama. Betapa indahnya. Allah sangat memberkati mereka sehingga harta milik mereka berlipat ganda. Dengan bertambahnya harta benda ini timbul suatu masalah. Tanah tempat tinggal mereka tersebut tidak dapat menampung mereka bersama-sama. Padang rumput yang tersedia hanya cukup untuk ternak-ternak milik salah seorang dari mereka.

Walaupun mereka sendiri tidak saling mengatakan sesuatu terhadap yang lain, hamba-hamba mereka bertengkar karena masalah padang rumput: "Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot." (Kejadian 13:7a). Masing-masing mengklaim daerah penggembalaan yang sama. Mereka tidak dapat tinggal bersama karena harta benda mereka terlalu banyak. Banyak orang Kristen yang seperti ini sekarang - seperti kedua orang ini - dapat meninggalkan Ur-Kasdim bersama-sama tetapi mereka segera berselisih pendapat setelah tiba di Kanaan.

Sambil lalu, izinkan saya mengatakan bahwa ada sejumlah tempat di dalam Alkitab yang menyatakan dunia: Kasdim, sebagai contoh, mewakili kekacauan dunia; Sodom dan Gomora mewakili kenikmatan dosa dunia; dan Mesir mewakili dunia di bawah pengaruh kekejaman iblis. Ketiga tempat ini melambangkan dunia, tetapi masing-masing mewakili satu segi khusus dari dunia. Lot rela meninggalkan Kasdim yang penuh kekacauan, tetapi tidak rela melepaskan sesuatupun setelah tiba di Kanaan. Betapa banyak di antara kita, sebagai orang Kristen, yang bersikap demikian. Setelah kita percaya kepada Tuhan, kita enggan melepaskan ketenaran dan posisi kita di dalam kerohanian. Dan karena alasan ini, banyak terjadi pertengkaran di dalam Gereja. "Maka berkatalah Abram kepada Lot: 'Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau ? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri." (Kejadian 13:8,9). Salah satu penyebab kegagalan orang Kristen adalah karena mereka tidak dapat tinggal bersama-sama. Jika saudara menemukan bahwa saudara sendiri tidak dapat bersekutu dan tinggal bersama dengan orang Kristen lainnya, atau jika saudara menganggap sanak keluarga jauh lebih baik dari saudara di dalam Kristus, atau jika saudara menghindar dari orang-orang Kristen lainnya yang bersekutu maka semua ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang salah dengan kehidupan rohani saudara. Kegagalan saudara untuk bersekutu dengan orang Kristen lain adalah tanda yang jelas dari kekalahan saudara.

Semua kesalahan ada pada pihak Lot. Abram adalah kepala keluarga, sementara Lot hanya seorang anak muda. Lebih jauh, semua yang dimiliki Lot sebenarnya datang lewat pamannya. Seharusnya ia melarang para gembalanya bertengkar dengan para gembala Abram. Abram menyadari bahwa ia tidak boleh bertengkar; dan ini dianggap sebagai kemenangannya. Seharusnya Lot mengakui bahwa lebih baik ternaknya kelaparan dari pada ia harus meninggalkan pamannya. Hanya satu keluarga di Kanaan yang percaya kepada Allah; bagaimana mungkin ia dapat memisahkan diri dari keluarga tersebut ? Sayangnya, Lot tidak berpikir seperti itu. Ia menganggap padang rumput untuk ternak dan dombanya lebih penting dari pada kesatuan keluarga. Lebih baik baginya untuk kehilangan persekutuan dengan pamannya dari pada kehilangan ternak dan domba-dombanya; ia lebih suka meninggalkan kehidupan rohaninya dalam keadaan mundur dari pada menderita karena kehilangan harta bendanya; ia lebih suka membiarkan pamannya, Abram yang takut akan Allah, pergi dari pada membiarkan salah satu ternaknya hilang. Tetapi yang lebih buruk lagi, kita melihat bahwa setelah pamannya memberikan ia pilihan, ia lebih suka memilih yang lebih baik dan meninggalkan yang buruk untuk pamannya.

"Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar." (Kejadian 13:10). Di sini, uang atau kekayaan menjadi pertimbangan utama. Sebelumnya kita menyaksikan seorang muda yang mengikuti pamannya dengan berani. Tetapi, setelah beberapa lama, kita melihat ia merasakan kesenangan dunia. Akan nampak bahwa sekarang Lot dapat lebih mudah untuk mengenyampingkan imannya di dalam Tuhan dan persekutuannya dengan orang-orang kudus - ia "melihat bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya" - dan tidak merasa keberatan jika ternak Abram tidak mendapat padang rumput yang baik. Tidak, Lot hanya memikirkan miliknya sekarang.

Sampai di sini saya ingin bertanya, sudah berapa lama saudara percaya kepada Tuhan; saya cuma ingin mengatakan bahwa saat ini Allah menempatkan dua jalan di depan saudara. Ia menempatkan dunia di depan saudara sama seperti tanah Kanaan yang Ia janjikan. Dan Ia menunggu untuk melihat apa yang saudara pilih.

Lot melihat semua Lembah Yordan, sampai ke Zoar, dan nampaknya "seperti taman TUHAN". Ya, memang, lembah tersebut nampak seperti Taman Eden milik Tuhan. Bukankah demikian juga dunia ini pada umumnya? Sodom dan Gomora menyatakan kenikmatan dosa dari dunia. Betapa banyak orang-orang dunia yang mencari berbagai macam kesenangan di dalam dosa !

"Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu" (Kejadian 13:11a). Lot memilih seluruh Lembah Yordan karena, seperti dunia, banyak berkatnya, banyak kemuliaan dan kesenangan. Bukankah itu benar-benar mirip dengan taman TUHAN? Pernah saya bertanya pada seorang saudara, apa yang ia rasakan ketika berbuat dosa. Ia menjawab bahwa hal itu seperti merasakan kesenangan surga. Ketika seseorang mula-mula percaya kepada Tuhan, ia benar-benar tidak ingin mengerjakan banyak hal. Tetapi kemudian, ketika berbuat dosa, ia menemukan kesenangan di dalam dosa. Bagi Lot, Sodom dan Gomora nampak seperti taman TUHAN. Bukankah demikian nampaknya dunia ini bagi kita - bahkan nampak seperti surga ?

Tetapi kita membaca di ayat 10 bahwa Sodom dan Gomora juga kelihatan bagi Lot "seperti tanah Mesir"! Betapa menarik; hati nurani seorang anak Allah sanggup untuk melihat dua hal yang berbeda: bahwa dunia ini nampak seperti taman TUHAN, tetapi juga seperti tanah Mesir. Ada kesenangan, tetapi juga ada penderitaan. Kita perlu ingat bahwa orang Israel sudah pernah menjadi budak di Mesir, yang sangat menderita di bawah tangan mandor-mandor Mesir. Mereka di tekan dan dicambuk dengan kasar. Mereka bahkan dipaksa untuk membuat batu bata tanpa diberi jerami sebagai bahan yang dibutuhkan. Itulah sebabnya bangsa Israel ingin meninggalkan Mesir. Hal ini merupakan gambaran yang jelas bagi mereka yang mengasihi dunia: mereka mungkin mengalami sukacita dan berkat sehingga seolah-olah berada di dalam taman TUHAN; tetapi hati nurani mereka tidak memberi sukacita. Betapa banyak orang Kristen saat ini yang mengalami kesenangan pada satu sisi tetapi pada sisi lain merasakan ketidaktenangan di dalam hati nurani ketika berbuat dosa - mengalami kesenangan dan sukacita dari taman TUHAN pada satu sisi, tetapi merasakan tekanan yang keras dan kekejaman dari Mesir pada sisi yang lain !

Izinkan saya bertanya pada orang-orang Kristen muda: Apa yang saudara pilih? Dunia dan kesenangannya? Allah tidak pernah memaksa saudara untuk memilih jalanNya; Ia cuma menunggu saudara untuk mengambil keputusan. Apakah saudara akan memilih Kanaan seperti yang dipilih Abram atau apakah saudara akan memilih dunia dengan kesenangan dan penderitaan sama seperti yang dipilih Lot? Yang mana akan saudara pilih untuk melewatkan hidup saudara?

Apa yang dikatakan Alkitab setelah Lot memilih seluruh Lembah Yordan? "....lalu ia berangkat ke sebelah timur..." (Kejadian 13:11b) - yang berarti bergerak ke arah Sodom, dan pada akhirnya berbicara tentang kejatuhan karena "... orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN." (Kejadian 13:13). Dengan membuat keputusan demikian, lambat laun seseorang akan bergerak ke arah timur. Tidak seorangpun yang melakukan dosa dalam satu hari; tidak ada seorangpun yang jatuh dalam sehari. Cuma semata-mata berjalan menyimpang sedikit hari ini, kemudian menyimpang sedikit lagi besok sampai akhirnya berdosa dan jatuh. Bagi Lot, dengan memilih Lembah Yordan membuatnya lebih mudah untuk menjaga ternaknya; air relatif lebih banyak tersedia dan tidak ada bukit yang harus didaki. Seseorang yang bergerak ke arah dunia mungkin saja hidup lebih enak; sebagai ganti kerja keras ia dapat menikmati kenikmatan dan kemudahan. Tetapi 'kemah' orang tersebut lambat laun bergerak ke arah timur.

Jika saudara sebagai orang percaya mengasihi kenikmatan dosa dunia, kaki saudara pada akhirnya akan membawa saudara ke arah dunia. Jika saudara tidak dapat menjaga langkah pertama, maka saudara tidak akan dapat menjaga langkah kedua saudara. Sejak hatimu sudah cenderung ke arah dunia, saudara tidak akan sanggup menahan kaki saudara untuk tidak bergerak sedikit demi sedikit ke arah dunia. Dengan mata saudara terpaku pada dunia, saudara tidak bisa untuk tidak berjalan ke arah dunia dan masuk ke dalamnya. Apa yang telah saudara pilih adalah dunia, dan akibatnya, saudara juga berjalan ke arah dunia.

"Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom." (Kejadian 13:12). Setelah membiarkan Lot memilih tanah yang subur, Abram terus tinggal di Kanaan - tanah tujuan yang Allah tetapkan ketika ia dipanggil dan tanah tempat Allah dapat memberkati dia dan tempat Abram dapat bertumbuh secara rohani. Sementara itu, Lot mulai tinggal di antara kota-kota Lembah Yordan - daerah yang telah ia pilih sendiri. Apakah kita seperti Abram, tinggal di Kanaan tempat Allah memanggil kita; atau kita seperti Lot, tinggal di tempat yang kita pilih sendiri?

Kristen Perbatasan

"Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom." (Kejadian 13:12b). Pada mulanya Lot mungkin berpikir bahwa sebagai orang benar ia tidak patut memilih Sodom tetapi tidak apa-apa jika memilih daerah di dekat Sodom - artinya, suatu daerah dekat Sodom, tetapi sesungguhnya bukan Sodom. Untuk tinggal di dalam kota tersebut, tanpa ragu ia mengakui bahwa hal tersebut sama sekali tidak baik, tetapi untuk tinggal di dekat kota tersebut tentunya tidak dilarang. Bukankah kita juga membuat alasan yang demikian? Kita mengatakan pada diri kita sendiri bahwa merupakan hal yang jelas tidak baik bagi seorang percaya untuk memilih dunia, tetapi jika kita memilih suatu tempat yang dekat dengan dunia mungkin tidak jelek. Alasan-alasan demikian membuat kita menjadi orang Kristen perbatasan; orang-orang dunia menganggap kita bukan bagian dari mereka tetapi orang-orang di Kanaan juga menganggap kita sebagai 'orang asing'. Merupakan kenyataan, bahwa orang Kristen perbatasan begitu dekat dengan dunia sehingga mereka sama sekali tidak dapat dikatakan tinggal di Kanaan. Mungkin kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri, di mana kita tinggal saat ini?

Suatu saat, ketika saya sedang berada di luar daerah, saya bertanya kepada seorang prajurit mengapa beberapa resimen begitu mudah menjadi pembelot. Jawabannya adalah karena seragam mereka berwarna abu-abu. Warna ini, sebagaimana kita ketahui, adalah perpaduan antara hitam dan putih; jadi bukan hitam dan bukan juga putih. Sayangnya, banyak orang Kristen yang seperti warna abu-abu ini. Mereka nampaknya berada di taman TUHAN, tetapi mereka muncul juga di tanah Mesir. Mereka melekat kepada dunia sama seperti melekat kepada Allah.

Izinkan saya bertanya kepada saudara - di sisi mana saudara berada? Apakah saudara seorang Kristen abu-abu, tidak putih dan juga tidak hitam? Ketika orang-orang dunia bertemu dengan saudara, apakah mereka mengeritik atau mengejek saudara sebagai orang-orang yang 'ketinggalan zaman' karena saudara terlalu berbeda dengan mereka? Betapa sangat menyakitkan jika orang-orang berkata, "Kami pikir, sebagai orang Kristen, seharusnya saudara sangat berbeda dengan kami, tetapi pada kenyataannya saudara sama dengan kami!" Hal tersebut adalah pernyataan memalukan tentang orang Kristen dari seorang duniawi. Banyak orang percaya yang tidak rela untuk berdiri dan mengakui bahwa mereka adalah milik Kristus. Mereka menghibur diri mereka dengan pikiran bahwa tidak penting untuk mengatakan hal tersebut. Di satu sisi, mereka tidak mau meninggalkan taman TUHAN, dan di sisi lain mereka tetap setia kepada tanah Mesir. Mereka menganggap diri mereka Kristen karena setiap Minggu pagi pergi ke kebaktian gereja dan menyediakan lima menit pembacaan Alkitab setiap hari. Tetapi di dalam kehidupan mereka tidak ada persekutuan Kristen; mereka tidak dapat melepaskan diri mereka dari ikatan terhadap segala harta milik mereka. Hendaknya kita meminta Allah melepaskan kita dari tindakan berbahaya ini.

Apakah Lot mengetahui keadaan di Sodom? Pasti ia mengetahuinya, karena orang-orang Sodom ini benar-benar terkenal jahat dan sangat berdosa kepada Allah, seperti catatan Alkitab yang membuat hal ini jelas: "Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN." (Kejadian 13:13). Namun dengan mengabaikan apa yang ia ketahui tentang kebejatan di sana, Lot bergerak sedikit demi sedikit ke arah Sodom dan, seperti yang akan kita lihat, Lot sebenarnya bergerak ke dalam kota tersebut. Pada waktu kaki saudara bergerak menjauhi orang-orang Kristen lainnya, 'tenda' saudara secara lambat namun pasti bergerak mendekati Sodom dunia ini. Saudara bahkan tidak akan membenci lagi apa yang Allah benci; saudara tidak akan lagi menganggap salah apa yang Allah anggap salah, pada saat kaki saudara secara berangsur-angsur bergerak menjauh dan menjauh ke arah timur.

Ada suatu peribahasa di antara orang-orang Cina Utara yang mengatakan: Jangan takut pada gerakan yang lambat, tetapi takutlah pada keadaan tetap berdiri. Ironisnya, tetap berdiri adalah apa yang ditakuti setan; di pihak lain, bergerak lambat memberikan kesempatan bagi keinginan setan, karena dari sinilah pencobaan datang. Abaikan sedikit suara hatimu hari ini dan abaikan sedikit lagi besok; kurangi sedikit pembacaan Alkitab saudara hari ini dan kurangi lagi sedikit pada keesokan harinya; kurangi sedikit waktu doa saudara hari ini dan kurangi sedikit lagi keesokan harinya; kurangi sedikit kegiatan bersaksi saudara hari ini dan kurangi sedikit lagi keesokan harinya. Demikianlah caranya saudara undur. Setan tidak akan secara tiba-tiba menghalangi pembacaan Alkitab saudara, waktu doa saudara, atau kegiatan bersaksi saudara. Tidak! Sebagai gantinya ia akan menarik saudara ke belakang sedikit demi sedikit. Dan walaupun lambat laun, ia paling sabar untuk melakukan hal ini.

Akhirnya Lot Tinggal di Sodom

Sekarang setelah tenda Lot bergerak dengan lambat namun pasti ke arah Sodom, bahaya apa yang dihadapinya ? "... empat raja lawan lima. Di lembah Sidim itu di mana-mana ada sumur aspal. Ketika raja Sodom dan raja Gomora melarikan diri, jatuhlah mereka ke dalamnya, dan orang-orang yang masih tinggal hidup melarikan diri ke pegunungan. Segala harta benda Sodom dan Gomora beserta segala bahan makanan di rampas musuh, lalu mereka pergi. Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi - sebab Lot itu diam di Sodom" (Kejadian 14:9-12). Selama peperangan yang diceritakan di sini antara gabungan lima raja melawan empat raja, kelima raja tersebut kalah. Dalam proses ini Lot dan segala miliknya dibawa pergi.

Sekarang, ia menemui bencana karena pada waktu itu ia sudah tinggal di dalam Sodom. Pada mulanya, Lot hanya tinggal di dekat Sodom sebagai orang yang masih tetap percaya kepada Allah. Ia merupakan seorang yang belum memasuki kota Sodom tetapi tinggal di dekat kota tersebut. Garis batasnya masih jelas. Tetapi kita tahu dari cerita tersebut bahwa pada akhirnya Lot berdiam di dalam Sodom. Pada mulanya kita melihat ia tinggal di luar kota, tetapi sekarang ia sudah masuk ke dalam kota tersebut. Pada mulanya saudara masih memiliki ciri sebagai orang Kristen tetapi sekarang saudara sudah menjadi warga kota Sodom. Berdosa sedikit di sini dan berdosa sedikit di sana, dan saudara akan ditarik semakin dekat ke arah Sodom dunia ini. Dan setelah beberapa lama, saudara akan merasa bahwa desa di dekat kota Sodom yang saudara pilih tersebut tidak sebaik dan menguntungkan seperti kota Sodom sendiri, dan bahwa Lembah Yordan tidak begitu cocok sebagai tempat tinggal seperti kota Sodom.

Ada suatu cerita tentang seorang anak yang diberi enam buah permen oleh ibunya, yang baru boleh dimakan keesokan harinya. Anak tersebut meletakkan permen di hadapannya dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia tidak berani memakan keenam permen tersebut hari ini, tetapi ia tidak dapat menahan keinginan untuk menikmatinya. Jadi ia mulai menjilat setiap permen tersebut dengan lidahnya. Pada mulanya, masih ada enam buah permen. Tetapi permen-permen tersebut lama-lama menjadi kecil. Lalu anak tersebut mulai memakan satu buah dan meninggalkan yang lima; memakan dua dan meninggalkan tiga; dan akhirnya ia memakan semuanya. Demikianlah caranya banyak orang Kristen yang pada akhirnya berbuat dosa. Abaikan bisikan hati nurani sekali, lalu dua kali, dan tanpa sadar mereka bergerak lambat laun menuju dunia untuk mencari kesenangannya. Orang-orang Kristen perlu diingatkan satu hal: dosa bukanlah sesuatu yang dilakukan sekali dan kemudian berhenti. Karena sekali dosa dilakukan, hal itu akan menyebabkan suatu keinginan yang kuat untuk berbuat dosa lagi. Setiap kali seseorang berbuat dosa, akan timbul dua hal: pertama, timbul kesenangan atas dosa; dan kedua, timbul keinginan yang kuat untuk berbuat dosa lagi. Tepat seperti Lot yang lambat laun bergerak menuju Sodom dan akhirnya masuk ke dalam kota Sodom, maka kita juga bisa lambat laun bergerak dan akhirnya masuk ke dalam kota-kota dunia pada suatu saat nanti. Janganlah kita membohongi diri kita dengan berpikir bahwa kita tidak dapat berbuat dosa sedemikian rupa sehingga menempatkan diri kita sendiri ke dalam dunia. Jika saudara dan saya berada di manapun di dekat Sodom duniawi, maka akhirnya kita akan memasuki halamannya. Paling baik kalau kita tidak berbuat dosa. Jika kita berbuat dosa, kita tidak akan mempunyai kuasa untuk menguasai diri kita agar tidak berbuat dosa lagi.

Peringatan Allah

Allah tidak gagal dalam memberi peringatan yang cukup bagi Lot tentang masa depan. Kenyataan bahwa Lot telah ditangkap sebagai tawanan setelah kekalahan lima raja adalah peringatan Allah bahwa Sodom bukanlah tempat tinggal Lot untuk selanjutnya. Izinkan saya berkata terus terang bahwa sangat mungkin Allah sedang memperingatkan saudara ketika ada penyakit atau suatu masalah di dalam keluarga saudara atau ketika kegagalan bisnis menimpa saudara. Jika saudara seorang Kristen tetapi saudara setiap hari ditarik ke arah dunia, Allah akan memakai beberapa cara untuk membuat saudara bertobat dan kembali kepadaNya, seperti yang Ia lakukan terhadap Lot.

Sayangnya, seperti Lot dalam masa hidupnya, banyak orang percaya saat ini yang tidak peka. Walaupun mereka sakit, mempunyai masalah di rumah, dan/atau menderita bencana keuangan, mereka nampaknya tidak sadar bahwa ini semua mungkin adalah cambukan disiplin Allah untuk membuat mereka bertobat. Dan jika mereka tidak berubah, mereka akan mendatangkan kehilangan yang lebih besar, seperti yang kita lihat di dalam kasus Lot.

Ada seorang saudara yang berangsur-angsur menjadi dingin di dalam kehidupan kekristenannya. Suatu hari, seorang saudara mendorong dia agar tidak undur rohani lagi. Tetapi jawabannya adalah ini: "Tidak menjadi soal. Bukankah si Ini dan si Itu, yang mula-mula semangat, juga menjadi suam? Sekarang umurnya enam puluh tahun, dan anak laki-laki tertuanya, setelah lulus dari perguruan tinggi, tiba-tiba meninggal; akibatnya orang tua ini sekarang bangkit lagi rohaninya!". "Jika ini yang kau inginkan untuk terjadi, Allah akan mengabulkan permohonanmu," kata saudara yang lain. "Oh, tidak, saya tidak menginginkan hal itu !" teriaknya.

Perlu dikatakan bahwa Allah akan mendisiplinkan saudara jika saudara adalah milikNya sementara saudara tetap bersikeras untuk tinggal di dalam dosa-dosa dunia. Saudara mungkin akan menderita penyakit atau mengalami masalah di rumah saudara atau menderita kemunduran usaha saudara. Jika demikian, sebaiknya saudara segera mencari Allah untuk mengetahui apakah masalah-masalah ini terjadi karena saudara meninggalkan Dia. Dan jika demikian, saudara harus kembali kepadaNya, secepat mungkin saudara bisa! Seringkali jika kasih Allah tidak dapat menarik saudara, maka Allah akan menghajar saudara supaya saudara kembali. Jika FirmanNya gagal untuk menggerakkan saudara, Ia akan menggunakan penderitaan untuk menekan saudara agar kembali kepadaNya. Sebab Ia tidak akan membiarkan saudara pergi tanpa berusaha membawa saudara kembali. Sayangnya, Lot tidak memperhatikan peringatan Allah, tetapi pergi kembali ke Sodom setelah Abram menolongnya dan keluarganya.

Akhir Kehidupan Lot

"Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom..." (Kejadian 19:1). Menurut kebiasaan negara-negara Timur pada waktu itu, persoalan-persoalan penduduk diadili di pintu gerbang kota (pengadilan tradisi modern belum ada). Orang-orang terkenal dipilih sebagai tua-tua dan hakim-hakim. Dan mereka duduk di pintu gerbang kota untuk mengadili masalah-masalah apa saja yang timbul di antara penduduk. Dan karena Lot duduk di pintu gerbang Sodom, jelaslah bahwa Lot sudah diangkat. Ia tidak lagi seorang awam, tetapi seorang hakim di Sodom. Kedudukannya di dalam dunia sudah meningkat. Demikianlah cara bekerjanya dosa: pada mulanya Lot hanya berada di dekat kebejatan, kemudian ia masuk ke dalam kota, dan selanjutnya ia menjadi hakim!

Bagaimana akhir kehidupan Lot? Walaupun ia sendiri oleh kemurahan Allah diselamatkan malaikat-malaikat Allah, isterinya mati ketika di dalam perjalanan keluar dari Sodom; anak anak perempuannya, setelah keluar dari Sodom, kemudian secara sengaja melakukan percabulan dengannya ketika ia sedang mabuk; dan menantu-menantunya, yang menolak untuk diselamatkan, mati terbakar karena penghancuran yang Allah lakukan terhadap kota-kota di Lembah.

Surat Petrus yang kedua menyatakan berulang-ulang bahwa Lot adalah orang benar: "tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-rang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, sebab rang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa" (II Petrus 2:7,8). Tetapi orang benar ini sudah menjadi warga orang-orang jahat, Sodom dunia! Ia harus mencucurkan air mata karena perbuatan orang-orang Sodom yang tidak benar, tetapi ia tidak mau mencucurkan air mata untuk dirinya sendiri! Ia mengalami "tekanan yang menyakitkan" karena orang lain, tetapi ia tidak mau untuk "tersiksa jiwanya" karena dirinya yang berada dalam keadaan genting. Ketika ia melihat kebejatan yang luar biasa dari warga kota Sodom, ia berpikir untuk menolong mereka dengan membiarkan dirinya menjadi salah seorang hakim mereka, tetapi itu jelas merupakan tugas yang sia-sia (lihat Kejadian 19:1-11). Bukankah banyak orang Kristen yang demikian saat ini? Mereka sendiri sudah gagal, namun demikian mereka tetap berusaha untuk meyakinkan orang-orang lain untuk mengikut Tuhan Yesus!

Akhirnya kita tahu bahwa Allah memutuskan untuk menghancurkan kota Sodom, tetapi Ia mendengar doa Abraham dan mengirim dua malaikat untuk membebaskan Lot: "Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: 'Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka ke luar dari tempat ini, sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya.' Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: 'Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini.' Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja." (Kejadian 19:12-14). Kalimat terakhir ini menyingkapkan kenyataan yang menyedihkan bahwa Lot tidak mempunyai kesaksian yang sejati di hadapan menantu-menantunya, karena mereka menganggap peringatan Lot hanyalah olok-olok kepada mereka belaka. Siapa yang dapat percaya bahwa akan ada api turun dari langit?

"Ketika ia berlambat-lambat.... (Kejadian 19:16a). Betapa banyak yang disingkapkan kata-kata ini tentang Lot! Seolah-olah pada saat itu ia berpikir: "Dengarkan, ternak-ternakku; untuk kepentinganmu aku memisahkan diri dari Abraham; untukmu aku memilih Lembah Yordan. Perhatikan, domba-dombaku; kalian sudah bersama saya selama bertahun-tahun; bagaimana mungkin saya bisa meninggalkan kalian sekarang ?" Dan dengan melihat sekali lagi kepada perlengkapan rumahnya, barang-barangnya, dan mungkin juga lumbungnya, ia pasti berkata kepada dirinya sendiri: "Aku kira aku dapat tinggal di Sodom untuk beberapa lama lagi. Aku sedang merencanakan untuk membangun gudang yang lebih besar di luar kota untuk menyimpan semua persediaan makanan, barang-barang dan harta milikku. Dan aku dapat berkata kepada jiwaku, Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Bagaimana init? Sekarang saya harus meninggalkan semuanya di belakang ?!? Betapa saya tidak rela untuk meninggalkan semua yang baik-baik ini !" (bandingkan dengan Lukas 12:19).

"Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: 'Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.'" (Kejadian 19:16,17). Kata-kata ini diberikan kepada mereka setelah kedua malaikat membawa mereka ke luar kota. Saat ini mungkin saudara berada di dalam dunia, dan walaupun saudara tidak memiliki banyak harta, saudara dapat juga dengan mudah berlambat-lambat di dalam dunia sementara bencana sudah di ambang pintu, sama seperti yang dikerjakan Lot!

Ada seorang wanita tua yang mempunyai lima belas dollar. Setiap hari ia selalu menghitung ke lima belas dollar miliknya tersebut. Kita mungkin akan tertawa melihat dirinya yang begitu gila uang. Tetapi kepada mereka yang saat ini begitu mendewakan segala macam sertifikat, ijazah, dan dokumen keuangan lainnya yang tersimpan di dalam laci lemari mereka, Allah di sorga juga tertawa, sama seperti kita mentertawakan wanita tua tersebut. Buat kita, lima belas dollar tidak berarti; bagi Allah, laci yang penuh dengan segala macam sertifikat dan harta-harta dunia juga tidak berarti apa-apa.

Tuhan Yesus segera datang. Dan penghancuran Sodom, seperti yang Ia katakan, adalah gambaran dari penghancuran dunia ini yang akan datang (lihat di bawah). Jika semua harapan saudara dibangun di dunia ini, entah besar atau kecil, suatu hari semua ini akan dibakar api yang datang dari sorga. Suatu hari Allah akan menghancurkan semuanya. Dan pada saat hari itu tiba, tidak seorangpun yang bisa lolos. Izinkan saya berkata dengan jelas di sini, bahwa apa yang tidak mau dilepaskan oleh orang percaya dengan rela pada saat ini (seperti sikap Lot) harus dilepaskan pada saat itu. Pada waktu pengangkatan orang-orang percaya, Allah hanya mengangkat manusia, bukan barang-barang. Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa rela melepaskan segala sesuatu saat ini.

"Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutinya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam." (Kejadian 19:26). Isteri Lot tetap melakukan keinginan suaminya: ia menoleh ke belakang. Walaupun ia tidak lagi dapat melihat barang-barangnya, ia tetap sangat ingin melihat tempat dimana ia hidup; tetapi sekarang tempat tersebut sudah habis di dalam asap. Oh, pandangan matanya menyingkapkan di mana sebenarnya hatinya berada. Oh, pandangan ke belakang ini menyatakan banyak cerita yang tersembunyi dan menyingkapkan banyak perasaan di dalam hatinya! Dan pada waktu melihat ke belakang, ia menjadi tiang garam. Hal ini menjadi peringatan yang besar dan sangat serius bahkan sampai saat ini! Tuhan kita mengatakan: "Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikanlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diriNya......... Ingatlah akan isteri Lot (Lukas 17:29-32). Pada waktu kedatangan Tuhan yang kedua kali, dunia ini akan dihakimi, dan semua yang ada di dunia akan dibakar. Semua yang mencintai dunia akan menjadi tiang garam seperti isteri Lot dahulu.

Saya percaya bahwa sebagai orang Kristen kita terlalu banyak memberi perhatian kepada hal-hal yang tidak berarti dan mengabaikan hal-hal yang kekal. Kita begitu disibukkan dengan kegiatan-kegiatan sosial, transaksi bisnis, dan pendidikan anak-anak. Memang kita harus memperhatikan pendidikan anak-anak kita dan kepentingan usaha kita; tetapi kita harus tetap memperhatikan hal-hal yang kekal. Secara khusus saya ingin menyampaikan beberapa kata bagi orang-orang muda. Jalan di depan saudara mungkin masih panjang. Jika Tuhan belum datang, pilihlah jalan yang benar untuk saudara lalui. Berikan perhatian khusus saat ini kepada segala sesuatu yang berharga, yang kekal, dan yang dari Allah. Jangan harapkan kemuliaan saat ini, tetapi belajar untuk semakin dekat kepada Allah sehingga saudara dapat menyelesaikan kewajiban saudara dengan baik yang masih terletak di depan saudara. Dan bagi kita semua saya ingin mengulangi kata-kata Tuhan kita Yesus yang sangat serius: "Ingatlah akan isteri Lot!"


Terjemahan dari FROM FAITH TO FAITH by Watchman Nee (Bab 8, A Defeated Righteous Man), jcb, 30121992.

Tidak ada komentar: